Teddy bear was decorated in accordance with the main character. So, cute. Click for larger image.
teddy bear museum
Minggu, 05 September 2010
Yoo Seung Ho is Back!
Akhirnya, aktor yang satu ini muncul lagi. Setelah sukses berat dengan Master of Study, aktor Yoo Seung Ho bakal tampil kembali dalam sebuah drama yang ditayangkan oleh MBC yang berjudul One and Only Love. Selain Yoo, drama ini direncanakan juga menampilkan Sin Eun-Kyeong dan Seo Woo.
One and Only Love menceritakan tentang putra pewaris sebuah keluarga konglomerat. Seo Woo sendiri akan berperan sebagai bintang film terkenal tapi dia punya skandal dengan Min-jae yang akan diperankan oleh Yoo Seung-ho.
Pengumuman resmi untuk One and Only Love bakal dilakukan pada September ini. Wah, sudah nggak sabar pengen lihat Yoo Seung Ho lagi!!!
source: hancinema
Sinopsis My Girlfriend is a Gumiho Episode 7
Dengan semangat memberikan semua yang Dae-woong inginkan untuk Mi-ho lakukan, Mi-ho mengumumkan, “Aku bersembunyi!” tepat saat Hye-in muncul lalu Mi-ho melompat dari tempatnya berdiri. Dengan terkejut, Dae-woong melewati Hye-in dan berjalan turun. Padahal, Mi-ho sebenarnya baik2 saja. Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong mengikutinya turun ketika dia bersembunyi untuk keuntungan Dae-woong.
Dae-woong ternyata lupa kalau Mi-ho bukan manusia tapi luka di tangan Mi-ho rasanya sangat mengkhawatirkan. Mi-ho terbentur papan nama sekolah laga ketika dia melompat. Mi-ho mencium Hye-in yang mendekat dan bergerak untuk bersembunyi lagi, tapi Dae-woong menarik tangan Mi-ho dan menyuruhnya untuk diam.
Hye-in melihat Dae-woong memegang tangan Mi-ho dan memberengut. Hye-in bertanya apakah Dae-woong berbohong soal mengusir Mi-ho, dan apakah mereka sudah tinggal bersama disini selama ini. Berbeda dengan sikap Dae-woong yang dulu, sekarang dia menjawab tanpa alasan: dialah yang meminta Mi-ho untuk tetap tinggal. Dia harus tinggal dengan Mi-ho sekarang jadi tidak bisa bersama Hye-in. Melihat perubahan sikap ini, Hye-in bertanya apakah Dae-woong menyukai Mi-ho. Tidak puas dengan jawaban Dae-woong dimana dia bilang kalau dia berjanji akan bersama Mi-ho, Hye-in pergi dengan penuh kemarahan.
Dae-woong sedang merasa sedih jadi Mi-ho menjauh dengan ragu2. Dae-woong berkata kalau ini bukan salah Mi-ho, dia hanya sudah lelah berbohong. Dae-woong sadar kalau dia belum pernah menjadi pria yang baik, tapi dia masih ceroboh hingga keadaan ini mengubahnya menjadi pria yang jahat pada Hye-in. Dae-woong memperhatikan kalau dia, yang tidak pernah menjadi orang yang bisa menepati janji telah membuat janji pada Mi-ho dan Dae-woong menatap cincinnya. Dia mendesah kalau janji yang akan dia buat adalah bersama Hye-in, noona-nya.
Dae-woong hanyut dalam angannya hingga dia tidak menyadari kalau hujan telah turun. Dia baru sadara ketika dia menyentuh bangku yang basah. Kenapa dia tidak sadar? Soalnya, Mi-ho berada di belakang Dae-woong dan memegangi papan nama sekolah laga di atas kepala Dae-woong – cukup lama sebenarnya. Dae-woong bertanya apakah papan itu berat. Karena kekuatannya yang mulai pudar, Mi-ho mengernyit dan mengaku kalau papan itu berat. Tapi Dae-woong tidak menghiraukan itu dan menyangka bahwa karena dia adalah gumiho, maka itu pasti pekerjaan yang mudah.
Dae-woong berencana untuk berpikir lebih lama lagi jadi dia menyuruh Mi-ho untuk tetap memegang papan itu untuknya. Tidak ingin ikut campur atau keberatan, Mi-ho setuju dan selama itu pula, Mi-ho menyeringai dengan tidak nyaman karena berat pada tangannya yang tidak bisa ditahan.
Akhirnya, Dae-woong sampai pada kesimpulan dan menghentikan sesi berpikirnya. Karena tidak ada yang perlu disembunyikan, dia memakai kembali cincinnya. Dae-woong bangkit dari kursinya dan mengambil papan itu dari Mi-ho. Pada awalnya, Mi-ho berpikir kalau Dae-woong akan pergi sendiri tapi waktu Dae-woong mengisyaratkan kalau Mi-ho harus ikut, dia akhirnya menyusul.
Tidak hanya itu, Mi-ho bahkan menarik Dae-woong dan memeluknya. Lalu, Mi-ho melihat reaksi Dae-woong – terganggu – jadi Mi-ho mundur dengan malu2 dan berhenti memegangi ujung kaos Dae-woong. Dae-woong mulai memperbaiki papan nama yang jatuh itu dengan mengelem huruf yang terlepas. Mi-ho takjub melihat kekuatan lem itu dimana Dae-woong langsung memperingatkan kalau ini adalah lem super yang kalau sekali menempel, akan susah melepaskannya.
Dae-woong selesai mengelem dan puas karena huruf2 itu tidak akan jatuh lagi. Itu membuat Mi-ho gembira tapi Dae-woong memperingatkannya kalau huruf itu tidak akan terpisah sekarang, tapi mereka (Dae-woong dan Mi-ho) akan berpisah setelah 100 hari. Mi-ho mencibir cara Dae-woong mengucapkan kata2 itu yaitu artinya Dae-woong akan menghitung hari2 yang akan datang dengan hati2. Lebih pastinya, mereka punya 95 hari lagi buat bersama. Dae-woong berkata pada dirinya sendiri, “Lima hari telah lewat.” Mi-ho mengelem sebuah gambar daging di tempat tidurnya sambil bergumam, “Jangan jatuh, jangan jatuh…”
Ingat luka di tangan Mi-ho, Dae-woong mengobatinya dengan salep. Mi-ho mencoba menyarankan kalau dia akan lebih cepat sembuh dengan ‘memeluk manik2nya’ ketimbang menggunakan obat2an. Tapi Dae-woong malah berkata kalau tidak apa-apa bila Mi-ho sembuhnya lambat sebab mereka masih punya banyak waktu.
Ketika Mi-ho mengatakan kalau dia masih ada luka lagi lalu menghisap luka itu, Dae-woong tertawa dan membandingkan Mi-ho dengan anjing keluarganya. Mi-ho tidak suka tapi kemudian Dae-woong berkata kalau Ddoong-ja adalah teman baiknya. Mi-ho juga ingin menjadi teman Dae-woong dan Dae-woong menghibur Mi-ho dengan mengatakan kalau dia akan merahasiakan ini dari anjingnya. Dae-woong bahkan menepuk kepala Mi-ho seperti anjing dan menggoyangkan tangan Mi-ho seolah-olah itu cakar.
Dae-woong dan Mi-ho menggantung papan yang sudah diperbaiki dan saat itulah mereka melihat Min-sook tiba dengan Doo-hong yang mabuk, yang diseret oleh bibi. Min-sook tidak bisa menghubungi Dae-woong jadi dia menempatkan Doo-hong di karpet. Sekilas, bibi melihat hp Dae-woong dan melihat juga foto Hye-in disana. Min-sook berpikir kalau gadis itu pasti yang diajak Dae-woong tinggal bersama. Min-sook mulai bangkit tapi tidak bisa. Dia tertempel lem di karpet. Tanpa ada pilihan yang bagus, dia meninggalkan celananya disana dan pulang dengan jas Doo-hong.
Karena Doo-hong yang mendengkur di loteng, Dae-woong dan Mi-ho memutuskan untuk menginap di gym. Mi-ho sangat penasaran dengan urusan film, khususnya film yang melibatkan yang bukan manusia. Apa ada cerita yang menceritakan yang bukan manusia jatuh cinta pada manusia, menikah, dan hidup bahagia selamanya?
Dae-woong menyebutkan saru film antara hantu wanita dan seorang pria tapi Mi-ho tidak suka endingnya sebab hantu wanita itu menghilang karena dia bukan manusia. Mi-hi mengatakan, “Apa ada cerita yang tidak ada gadis bodohnya seperti itu?” Dae-woong berpikir lagi, dan menyebutkan film vampire, dimana dalam cerita ini, vampire seksi merayu manusia lugu (Mi-ho) dan mereka pun jatuh cinta. Tapi alih2 menikah, vampire ini malah kena sinar matahari dan menghilang. Mi-ho meminta film dengan happy ending sebab dia kecewa karena semua film yang diceritakan Dae-woong endingnya menyedihkan. Dae-woong cukup senang karena bisa menggoda Mi-ho tapi saat melihat Mi-ho tidak suka, dia mengatakan kalau itu hanya film dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka adalah teman.
Dae-woong tidak bisa memikirkan contoh film lain yang happy ending, jadi Mi-ho memutuskan untuk bertanya pada ‘guru Dong-joo yang pintar’ untuk mendapatkan cerita yang lain. Mendengar nama Dong-joo disebut, sikap Dae-woong jadi berubah, khususnya ketika Mi-ho memuji-muji kebaikan Dong-joo. Meski begitu, Dae-woong tidak bisa mengakui kalau dia sebenarnya cemburu. Bersikap seolah tidak peduli, Dae-woong meminta Mi-ho untuk bertanya pada Dong-joo saja.
Tanpa mendengar nada suara Dae-woong, Mi-ho menjawab kalau dia telah mengatakan pada Dong-joo kalau dia akan sering2 datang. Ketika Mi-ho bertanya pada Dae-woong tentang film apa yang sedang dia buat, Dae-woong menjawab, “Kenapa kau tidak tanya guru Dong-joo-mu? Dia mungkin pintar, tapi aku bertaruh dia tidak akan tahu!” Dae-woong tidur di atas tumpukan matras sedangkan Mi-ho tidur di sampingnya di atas tumpukan yang lebih rendah. Pada pagi hari, badan Dae-woong bertengger di sisi matras dan Mi-ho bernyanyi, “Jatuh… jatuh… jatuh.” Dan berdoa agar Dae-woong berguling ke matrasnya.
Dae-woong tidak bergerak jadi Mi-ho menendang tumpukan itu hingga Dae-woong berguling ke sisinya dan setelah itu, Mi-ho merapatkan tubuhnya ke Dae-woong. Sayang buat Mi-ho, soalnya Doo-hong juga bangun – mendapati dirinya di atas karpet di dekat celana Min-sook yang kena lem – lalu menuju ke sekolah untuk mencari Dae-woong.
Hal ini membuat momen berharga Mi-ho terpotong dan dengan cepat Mi-ho menghilang dari pendangan. Tapi tetap saja, Mi-ho tidak bisa berhenti marah2 pada Doo-hong karena menghancurkan saat2 berharganya. Dengan kesal, Mi-ho menendang tembok dan membuat papan yang baru dipasang jatuh lagi. Papan itu mengenai kepala Doo-hong. Meski dia tidak pingsan, tapi hentakan itu membuatnya ingat kembali apa yang terjadi. Dia ingat telah mabuk dan melakukan hal tidak pantas dengan Min-sook.
Dae-woong kembali ke loteng dan menemukan Mi-ho sedang makan lebih banyak daging. Dia melihat wajan yang kotor dengan sangat kecewa. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau Mi-ho harus mulai mencuci sendiri dan menyarankan agar mereka menjalankan system kerja sama dalam hidup bersama seperti ini. Dae-woong sudah berjanji pada sutaradara kalau dia akan menjaga sekolah laga sebagai ganti dia tinggal disini. Tapi karena Dae-woong sibuk jadi dia meminta Mi-ho untuk mengambil alih tugas sebagai penjaga rumah. Dae-woong juga mengatakan kalau posisi yang dia tawarkan ini adalah hal yang umum bagi manusia yang tentu saja membuat Mi-ho mau melakukannya.
Cukup lucu, salah satu perintah yang membuat Mi-ho menyeringai adalah perintah yang menggunakan bahasa tingkat tinggi jondaemal. Selama ini, Mi-ho menggunakan bahasa banmal pada semua orang, yang terdengar kejam. Mi-ho protes dan mengatakan kalau hal itu melecehkan harga dirinya dengan menggunakan jondaemal sebab dia adalah gumiho yang telah hidup lebih lama. Solusi Dae-woong? Dia membungkuk dan berkata, “Kalau begitu, tolong pertahankan harga diri anda, Nenek Gumiho.” Mi-ho berteriak kalau dia akan melakukannya. Mi-ho menyombongkan pekerjaan barunya pada Dong-joo. Dia gembira karena Dae-woong memperlakukannya seperti manusia. Dong-joo mengajak Mi-ho ke toko buku untuk menunjukkannya lebih banyak contoh cerita yang melibatkan non-manusia.
Sambil membalik-balik buku yang ada gambar panda-nya, Mi-ho takjub melihat binatang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dong-joo berkata, “Ada banyak hal untuk dimakan, kan?” Mi-ho menjawab, “Aku bukan melihat karena aku ingin memakannya!” Tapi ada satu hal yang sudah Mi-ho tahu. Dia tersenyum saat dia mengambil sebuah majalah. Dia mengumumkan, “Berpasangan!” Dong-joo lalu menuntun Mi-ho ke bagian buku dongeng dan mengambil buku Little Mermaid untuk Mi-ho sebagai contoh cerita yang menampilkan tokoh yang ingin menjadi manusia. Dong-joo memberikan buku itu pada Mi-ho dan memintanya untuk membaca buku itu.
Doo-hong sangat terkesan pada aksi laga Dae-woong sehingga dia menambah adegan Dae-woong dalam film. Akan tetapi, agar bisa seperti itu adegan seseorang harus dikorbankan dan dalam kasus ini, adegan putrinya Doo-hong yang harus dikorbankan. Sun-nyeo menerobos masuk ke dalam ruangan itu sambil dipegangi oleh Byung-soo untuk memprotes perannya yang dikurangi. Sun-nyeo juga bertanya apakah ayah menginap di tempat Dae-woong. Pada pertanyaan ini, Dae-woong memandangi tatapan mata Doo-hong lalu mengiyakan. Ketika Hye-in tiba di ruangan itu untuk meminta waktu bicara dengan sutaradara, suasana diantara mereka jadi tegang. Dae-woong memilih untuk keluar dan membiarkan mereka bicara.
Dae-woong bergabung dengan teman2nya di luar dimana Sun-nyeo memaksan Dae-woong untuk mengatakan tentang perjanjiannya dengan Mi-ho. Dae-woong sudah berkata kalau Mi-ho bukan siapa2 dan sudah melakukan berbagai cara untuk menyembunyikannya, jadi apa yang terjadi? Karena Dae-woong telah memutuskan untuk berhenti menyembunyikan Mi-ho, dia mengaku dan mengumumkan, “Mulai dari sekarang, Mi-ho adalah pacarku.” Ketika Dae-woong beranjak pergi, Hye-in mendengarkan percakapan itu.
Kakek tiba di sekolah dimana Mi-ho sedang sibuk melakukan tugas bersih2nya. Kakek merasa kalau hal ini adalah indikasi dari sifat baik Mi-ho. Kakek sedikit kaget waktu melihat Mi-ho memungut setusuk daging yang sudah dia jatuhkan, bermaksud untuk memakannya tapi kemudian kakek bisa tenang karena dia malah menjatuhkannya lagi.
Papan nama itu jatuh lagi dan Mi-ho melompat agar tidak mengenai kakek, yang menambah nilai Mi-ho di buku catatan kakek. Karena sudah berjanji untuk bicara lebih sopan, Mi-ho merubah bahasanya yang membuat kakek senang dengan sikap Mi-ho. Kakek memuji Mi-ho lalu menawarkan jus organic. Kakek lalu bertanya tentang hal2 mendasar tentang Mi-ho dan kakek jadi semakin bersimpati. Contohnya saja, kakek merasa kasihan setelah mendengar kalau Mi-ho tidak punya orang tua. Ketika kakek memberikan Mi-ho sebotol jus lagi, Mi-ho bertanya apakah dia boleh memberikan jus ini pada orang lain. Tujuannya jelas, agar dia tidak usah meminum jus itu. Akan tetapi, kakek malah menerjemahkannya sebagai sikap murah hati Mi-ho.
Dae-woong tiba di rumah dan memuaskan dirinya dengan sedikit keluhan – rumahnya sangat nyaman dan rapi tapi sekolah laga sangat tidak nyaman – yang ditujukan untuk mengendorkan dompet kakek yang sangat ketat. Tapi karena percakapan menyenangkan kakek dengan Mi-ho, kakek merasa sangat murah hati dan setuju kalau Dae-woong menggunakan mobilnya. Bahkan, kartu kredit Dae-woong dikembalikan lagi.
Tujuan tercapai, dan Dae-woong tiba di departemen store lalu mulai shopping. Sejujurnya, Dae-woong tidak berpikir untuk membelikan Mi-ho hadiah apa2 sampai sebuah hadiah gratis memberikan Dae-woong sebuah hiasan hp tapi Dae-woong memutuskan untuk membelikan Mi-ho hp juga.
Dengan suasana hati yang bagus, Dae-woong pulang ke rumah dan bermaksud untuk memberikan langsung hadiah itu pada Mi-ho. Akan tetapi, dia memperhatikan buku yang ada di tangan Mi-ho yang Mi-ho bilang adalah hadiah dari Dong-joo. Mood Dae-woong langsun berubah jelek. Dia sama sekali tidak memberikan hadiah hp itu pada Mi-ho tapi hanya mengeluarkan daging sapi yang dia beli.
Doo-hong bertemu dengan Min-sook dimana Doo-hong mengembalikan celana Min-sook dan Min-sook mengembalikan jas Doo-hong. Sang sutradara terlalu malu untuk membuat penawaran atau meminta Min-sook untuk tetap tinggal. Jadi Min-sook bangkit dengan jengkel. Akan tetapi, Min-sook kena sial lagi: dia bertabrakan dengan pelayan dan kali ini jus mengenai bajunya yang berwarna putih. Min-sook meratapi nasibnya jelek dan hampir ambruk di kafe itu.
Doo-hong bergerak cepat untuk menutupi Min-sook dengan jas-nya dan hal ini jelas memperlihatkan lengannya yang ditambal oleh koyo. Lucunya, koyo itu ditempel disana bukan karena Doo-hong sakit tapi karena Min-sook pernah berkata kalau dia suka bau koyo itu jadi Doo-hong menempelnya di seluruh tubuhnya. Doo-hong membungkuk untuk meminta maaf atas kelancangannya dan beranjak pergi. Tapi sikap ini memberikan keberanian bagi Min-sook untuk meminta Doo-hong agar jangan pergi dan mengobrol saja disini.
Di loteng. Dae-woong melihat buku Mi-ho tergeletak dan tergoda untuk menggunakannya sebagai alas wajan. Dia berpura-pura tidak sadar dan tidak tahu kalau dia tidak tahu sedang menggunakan buku Mi-ho sebagai alas wajan. Mi-ho melihat tanda yang diciptakan oleh wajan itu. Tapi dia sama sekali tidak marah dan malah senang karena punya buku yang beraroma daging.
Dae-woong meminta Mi-ho untuk makan tapi Mi-ho mengatakan kalau dia sudah makan banyak daging di tempat Dong-joo. Dengan kesal, Dae-woong mendengus kalau Mi-ho pasti bersahabat baik dengan Dong-joo dan bukan dirinya. Mi-ho mencoba menjelaskan kalau itu tidak mungkin: “Jika aku harus membuat perbandingan, Guru Dong-joo hanya daging dan Dae-woong adalah daging sapi.”
Dae-woong lega mendengarnya dan melakukan satu tes lagi dengan mengatakan kalau dia akan baik2 saja bila menjadi daging ayam. Mi-ho memberikan jaminan, “Tidak. Dae-woong, kau daging sapi Korea favoritku!” Hal ini membuat Dae-woong senang dan dia siap untuk memberikan Mi-ho hadiah yang dia belikan dan meminta Mi-ho untuk mengambil hadiah itu dari dalam.
Saat berada di dalam, Mi-ho mendengar suara hp berbunyi dan mengikuti sumber suara itu. Ketika dia menjawab hp itu, Dae-woong mengatakan kalau itu adalah hp Mi-ho. Lebih jauh, Dae-woong menjelaskan hiasan hp itu – yang juga hadiah untuk Mi-ho sebab Mi-ho sudah memberikan manik2nya pada Dae-woong. Mi-ho begitu takjub hingga tidak punya kata2 untuk menjelaskannya dan tidak ada jawaban waktu Dae-woong bertanya apakah Mi-ho menyukainya. Tapi itu karena Mi-ho berlari keluar karena dibanjiri kebahagiaan.
Mi-ho berlari ke Dae-woong dan memeluknya. Mi-ho berterima kasih pada Dae-woong karena sudah memperlakukannya seperti manusia dan memberikannya hadiah yang diberikan seseorang pada orang lain. Pelukan itu membuat Dae-woong kaget. Dia sendiri tidak tahu kenapa. Mi-ho berlari untuk mengetas hp-nya dari kejauhan dan dae-woong mendapati dirinya melambai secara otomatis. Dae-woong bertanya-tanya apakah dia sudah gila karena bahagia dipanggil sepotong daging.
Sedangkan. Manajer Hye-in memberikan tiket VIP pemutaran sebuah film pada Hye-in dan meminta Hye-in untuk mengajak Dae-woong. Sang manajer berharap Hye-in bisa mengajak Dae-woong untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan mereka meski begitu, Hye-in mengelak dengan mengatakan kalau dia sudah kehilangan kendali atas Dae-woong.
Di loteng, Dae-woong melatih dialognya sedangkan Mi-ho membaca bukunya. Mi-ho menghubungkan alur cerita Little Mermaid dan Dae-woong sama sekali tidak buta pada kesamaan alur itu. Contohnya, ikan duyung menyelamatkan sang pria, yang dia sukai tapi perasaan putri duyung itu tidak berbalas. Dae-woong berkata kalau putri duyung itu menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Tapi Mi-ho menyamakan keadaan dan putri duyung punya alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan identitasnya pada pria yang dia sukai.
Mi-ho memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetes Dae-woong dan bertanya apakah pria itu mau sang putri duyung kembali bila dia mengakui kalau dia bisa menjadi manusia. Jawaban dari Dae-woong sama sekali tidak membuat Mi-ho senang sebab dia menjawab tidak. Dae-woong mengambil buku itu untuk melihat endingnya tapi Mi-hi menarik lagi buku itu dan berkeras kalau dia akan membacanya sendiri. Mi-ho berharap agar putri duyung itu bisa menjadi manusia dan hidup bahagia.
Dae-woong tahu kalau cerita itu berakhir tragis dan merasa khawatir terhadap reaksi Mi-ho kalau dia membaca buku itu sampai habis. Akhirnya, Dae-woong bangun dan mengambil buku itu selagi Mi-ho tidur dan merobek bagian terakhirnya. Sedangkan, Sang Pemburu Gumiho, Dong-joo membalik bukunya sendiri dan bergumam kalau saat terberat bagi Mi-ho adalah saat dia akan memutuskan apakah harus mati atau membunuh orang yang dia cintai.
Keesokan harinya, Mi-ho pusing sebab ada halaman bukunya yang hilang. Tapi dia belum tahu bagaimana akhir cerita itu. Dae-woong menawarkan diri untuk memberitahukan akhir cerita itu dan tidak memedulikan bagaimana Mi-ho menutup telinganya untuk protes. Dae-woong mengumumkan, “Cerita itu berakhir bahagia!” Dae-woong lalu mulai menyanyikan lirik ‘Under the Sea’ dan mengatakan kalau ada film tentang cerita ini dan sang putri duyung menjadi manusia, menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.
Pemberitahuan ini memperbaharui harapan Mi-ho dan dia menghembuskan nafas lega. Topic tentang film mulai muncul jadi Dae-woong menyarankan agar mereka pergi nonton sekali-sekali. Bagaimana kalau hari ini? Segala hal yang dilakukan manusia disambut oleh Mi-ho, jadi dia menantikan rencana mereka untuk bertemu di bioskop nanti malam.
Mi-ho menunjukkan pada Dong-joo hp barunya dan mengatakan dengan gembira, “Aku akan menjadi seperti putri duyung!” Dong-joo bertanya apakah Mi-ho sudah membaca keseluruhan buku itu. Mi-ho berkata tidak tapi Dae-woong telah mengatakan kalau semuanya berakhir gembira. Dong-joo mendoakan agar kencan pertama Mi-ho sukses dan Mi-ho bertanya apa yang bisa dia lakukan sebagai persiapan. Dong-joo menyebutkan setiap aktivitas biasa, yang semuanya tidak bisa Mi-ho lakukan – membayar, melakukan percakapan yang menyenangkan, dan tampil mempesona. Yang bisa Mi-ho lakukan adalah berdandan agar terlihat cantik.
Mi-ho tidak puas dengan hal itu dan bertanya apa ada hal lain yang bisa dia lakukan jadi Dong-joo menasehati Mi-ho untuk memberikan apa yang Dae-woong sukai. Mi-ho mempertimbangkan hal ini ketika dia berjalan pulang dimana pada saat itu pula pendengaran hebat Mi-ho menangkap suara ajumma penjual ayam yang sedang kesulitan. Wanita itu sedang berdebat dengan sekelompok penjahat di ruang biliar sebab mereka menolak membayar pesanan mereka.
Ajumma beteriak kalau mereka harus membayar tapi ini malah menyebabkan salah satu penjahat melemparkan sekotak tisu ke wanita itu – Mi-ho mencegah hal ini. Kalau ada hal yang Mi-ho mengerti, itu adalah pentingnya membayar daging yang kau beli dan dia berdiri bersama ajumma untuk memberikan pelajaran pada para penjahat itu. Memang tidak ada perkelahian tapi hal berikut yang bisa kita lihat adalah para pria itu membungkuk dan menyerahkan uang mereka.
Setelahnya, ajumma menawarkan untuk memasakkan ayam pada Mi-ho. Tapi Mi-ho menolaknya sebab dia akan pergi berkencan. Ajumma memandangi Mi-ho dari atas sampai bawah dan menawarkan bantuan. Ajumma sebanarnya dalam perjalanan untuk mengeriting rambut jadi dia mengajak Mi-ho pergi bersamanya.
Ketika Dae-woong melihat Mi-ho di acara pemutaran film itu, dia terlihat tolol dan kaget. Bahkan Sun-nyeo terlihat tidak rela Mi-ho tampil seperti itu dan Mi-ho membalas dengan sopan pujian itu. Selagi Dae-woong mengambilkan minum untuk mereka, Sun-nyeo memperhatiakn hp Mi-ho dan beroh-oh terhadap benda itu. Wallpaper hp itu adalah gambar putri duyung dan Mi-ho berkata kalau dia akan menjadi seperti sang putri. Sun-nyeo bertanya, “Apa kau berkata kalau kau akan mati?”
Mi-ho sadar kalau pendapatnya tentang cerita itu salah dan suasana hatinya tambah jelek waktu Byung-soo mengatakan kalau putri duyung tidak mati tapi menghilang. Ketika Dae-woong bergabung bersama mereka, dia mendengar kalau Mi-ho membeli buku di toko buku di bawah. Dia langsung menuju lobi untuk mencari Mi-ho.
Disana, Dae-woong menghampiri Hye-in dan mereka sudah lelah pada ketegangan diantara mereka jadi mereka akhirnya sepakat untuk berbaikan. Sebenarnya ini bukan percakapan romantis tapi Mi-ho mengartikannya sebagai hal yang berbeda. Dae-woong berbalik tepat waktu untuk melihat Mi-ho yang berdiri di lift kaca sambil memegang sebuah buku. Tapi ketimbang keluar lift, Mi-ho tetap berdiri disana sampai pintu lift tertutup.
Dong-joo memberikan narasinya saat Mi-ho naik dengan lift itu: “Sang putri duyung melihat sang pangeran dengan wanita yang dicintainya lalu berubah menjadi gelembung dan menghilang sepenuhnya di udara.”
Mi-ho menemukan kursi di atap dan duduk dengan murung bersama bukunya. Karena berpikir Dae-woong menginginkan Hye-in, dia berkata pada diri sendiri, “Aku memutuskan untuk memberikan apa yang dia inginkan jadi aku harus diam disini.” Dae-woong menemukan Mi-ho dan menutup bukunya. Mi-ho berkata kalau Dae-woong berbohong padanya, “Dia tidak pernah bahagia, kan? Dia menghilang, kan?”
Dae-woong berlutut di depan Mi-ho dan berkata dengan hangat, “Dia tidak menghilang. Dia bertahan dan hidup dengan bahagia. Jangan dengarkan orang lain – kata2ku benar jadi percaya saja pada kata2ku.” Dan perlahan-lahan, Mi-ho tersenyum.
Dae-woong ternyata lupa kalau Mi-ho bukan manusia tapi luka di tangan Mi-ho rasanya sangat mengkhawatirkan. Mi-ho terbentur papan nama sekolah laga ketika dia melompat. Mi-ho mencium Hye-in yang mendekat dan bergerak untuk bersembunyi lagi, tapi Dae-woong menarik tangan Mi-ho dan menyuruhnya untuk diam.
Hye-in melihat Dae-woong memegang tangan Mi-ho dan memberengut. Hye-in bertanya apakah Dae-woong berbohong soal mengusir Mi-ho, dan apakah mereka sudah tinggal bersama disini selama ini. Berbeda dengan sikap Dae-woong yang dulu, sekarang dia menjawab tanpa alasan: dialah yang meminta Mi-ho untuk tetap tinggal. Dia harus tinggal dengan Mi-ho sekarang jadi tidak bisa bersama Hye-in. Melihat perubahan sikap ini, Hye-in bertanya apakah Dae-woong menyukai Mi-ho. Tidak puas dengan jawaban Dae-woong dimana dia bilang kalau dia berjanji akan bersama Mi-ho, Hye-in pergi dengan penuh kemarahan.
Dae-woong sedang merasa sedih jadi Mi-ho menjauh dengan ragu2. Dae-woong berkata kalau ini bukan salah Mi-ho, dia hanya sudah lelah berbohong. Dae-woong sadar kalau dia belum pernah menjadi pria yang baik, tapi dia masih ceroboh hingga keadaan ini mengubahnya menjadi pria yang jahat pada Hye-in. Dae-woong memperhatikan kalau dia, yang tidak pernah menjadi orang yang bisa menepati janji telah membuat janji pada Mi-ho dan Dae-woong menatap cincinnya. Dia mendesah kalau janji yang akan dia buat adalah bersama Hye-in, noona-nya.
Dae-woong hanyut dalam angannya hingga dia tidak menyadari kalau hujan telah turun. Dia baru sadara ketika dia menyentuh bangku yang basah. Kenapa dia tidak sadar? Soalnya, Mi-ho berada di belakang Dae-woong dan memegangi papan nama sekolah laga di atas kepala Dae-woong – cukup lama sebenarnya. Dae-woong bertanya apakah papan itu berat. Karena kekuatannya yang mulai pudar, Mi-ho mengernyit dan mengaku kalau papan itu berat. Tapi Dae-woong tidak menghiraukan itu dan menyangka bahwa karena dia adalah gumiho, maka itu pasti pekerjaan yang mudah.
Dae-woong berencana untuk berpikir lebih lama lagi jadi dia menyuruh Mi-ho untuk tetap memegang papan itu untuknya. Tidak ingin ikut campur atau keberatan, Mi-ho setuju dan selama itu pula, Mi-ho menyeringai dengan tidak nyaman karena berat pada tangannya yang tidak bisa ditahan.
Akhirnya, Dae-woong sampai pada kesimpulan dan menghentikan sesi berpikirnya. Karena tidak ada yang perlu disembunyikan, dia memakai kembali cincinnya. Dae-woong bangkit dari kursinya dan mengambil papan itu dari Mi-ho. Pada awalnya, Mi-ho berpikir kalau Dae-woong akan pergi sendiri tapi waktu Dae-woong mengisyaratkan kalau Mi-ho harus ikut, dia akhirnya menyusul.
Tidak hanya itu, Mi-ho bahkan menarik Dae-woong dan memeluknya. Lalu, Mi-ho melihat reaksi Dae-woong – terganggu – jadi Mi-ho mundur dengan malu2 dan berhenti memegangi ujung kaos Dae-woong. Dae-woong mulai memperbaiki papan nama yang jatuh itu dengan mengelem huruf yang terlepas. Mi-ho takjub melihat kekuatan lem itu dimana Dae-woong langsung memperingatkan kalau ini adalah lem super yang kalau sekali menempel, akan susah melepaskannya.
Dae-woong selesai mengelem dan puas karena huruf2 itu tidak akan jatuh lagi. Itu membuat Mi-ho gembira tapi Dae-woong memperingatkannya kalau huruf itu tidak akan terpisah sekarang, tapi mereka (Dae-woong dan Mi-ho) akan berpisah setelah 100 hari. Mi-ho mencibir cara Dae-woong mengucapkan kata2 itu yaitu artinya Dae-woong akan menghitung hari2 yang akan datang dengan hati2. Lebih pastinya, mereka punya 95 hari lagi buat bersama. Dae-woong berkata pada dirinya sendiri, “Lima hari telah lewat.” Mi-ho mengelem sebuah gambar daging di tempat tidurnya sambil bergumam, “Jangan jatuh, jangan jatuh…”
Ingat luka di tangan Mi-ho, Dae-woong mengobatinya dengan salep. Mi-ho mencoba menyarankan kalau dia akan lebih cepat sembuh dengan ‘memeluk manik2nya’ ketimbang menggunakan obat2an. Tapi Dae-woong malah berkata kalau tidak apa-apa bila Mi-ho sembuhnya lambat sebab mereka masih punya banyak waktu.
Ketika Mi-ho mengatakan kalau dia masih ada luka lagi lalu menghisap luka itu, Dae-woong tertawa dan membandingkan Mi-ho dengan anjing keluarganya. Mi-ho tidak suka tapi kemudian Dae-woong berkata kalau Ddoong-ja adalah teman baiknya. Mi-ho juga ingin menjadi teman Dae-woong dan Dae-woong menghibur Mi-ho dengan mengatakan kalau dia akan merahasiakan ini dari anjingnya. Dae-woong bahkan menepuk kepala Mi-ho seperti anjing dan menggoyangkan tangan Mi-ho seolah-olah itu cakar.
Dae-woong dan Mi-ho menggantung papan yang sudah diperbaiki dan saat itulah mereka melihat Min-sook tiba dengan Doo-hong yang mabuk, yang diseret oleh bibi. Min-sook tidak bisa menghubungi Dae-woong jadi dia menempatkan Doo-hong di karpet. Sekilas, bibi melihat hp Dae-woong dan melihat juga foto Hye-in disana. Min-sook berpikir kalau gadis itu pasti yang diajak Dae-woong tinggal bersama. Min-sook mulai bangkit tapi tidak bisa. Dia tertempel lem di karpet. Tanpa ada pilihan yang bagus, dia meninggalkan celananya disana dan pulang dengan jas Doo-hong.
Karena Doo-hong yang mendengkur di loteng, Dae-woong dan Mi-ho memutuskan untuk menginap di gym. Mi-ho sangat penasaran dengan urusan film, khususnya film yang melibatkan yang bukan manusia. Apa ada cerita yang menceritakan yang bukan manusia jatuh cinta pada manusia, menikah, dan hidup bahagia selamanya?
Dae-woong menyebutkan saru film antara hantu wanita dan seorang pria tapi Mi-ho tidak suka endingnya sebab hantu wanita itu menghilang karena dia bukan manusia. Mi-hi mengatakan, “Apa ada cerita yang tidak ada gadis bodohnya seperti itu?” Dae-woong berpikir lagi, dan menyebutkan film vampire, dimana dalam cerita ini, vampire seksi merayu manusia lugu (Mi-ho) dan mereka pun jatuh cinta. Tapi alih2 menikah, vampire ini malah kena sinar matahari dan menghilang. Mi-ho meminta film dengan happy ending sebab dia kecewa karena semua film yang diceritakan Dae-woong endingnya menyedihkan. Dae-woong cukup senang karena bisa menggoda Mi-ho tapi saat melihat Mi-ho tidak suka, dia mengatakan kalau itu hanya film dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka adalah teman.
Dae-woong tidak bisa memikirkan contoh film lain yang happy ending, jadi Mi-ho memutuskan untuk bertanya pada ‘guru Dong-joo yang pintar’ untuk mendapatkan cerita yang lain. Mendengar nama Dong-joo disebut, sikap Dae-woong jadi berubah, khususnya ketika Mi-ho memuji-muji kebaikan Dong-joo. Meski begitu, Dae-woong tidak bisa mengakui kalau dia sebenarnya cemburu. Bersikap seolah tidak peduli, Dae-woong meminta Mi-ho untuk bertanya pada Dong-joo saja.
Tanpa mendengar nada suara Dae-woong, Mi-ho menjawab kalau dia telah mengatakan pada Dong-joo kalau dia akan sering2 datang. Ketika Mi-ho bertanya pada Dae-woong tentang film apa yang sedang dia buat, Dae-woong menjawab, “Kenapa kau tidak tanya guru Dong-joo-mu? Dia mungkin pintar, tapi aku bertaruh dia tidak akan tahu!” Dae-woong tidur di atas tumpukan matras sedangkan Mi-ho tidur di sampingnya di atas tumpukan yang lebih rendah. Pada pagi hari, badan Dae-woong bertengger di sisi matras dan Mi-ho bernyanyi, “Jatuh… jatuh… jatuh.” Dan berdoa agar Dae-woong berguling ke matrasnya.
Dae-woong tidak bergerak jadi Mi-ho menendang tumpukan itu hingga Dae-woong berguling ke sisinya dan setelah itu, Mi-ho merapatkan tubuhnya ke Dae-woong. Sayang buat Mi-ho, soalnya Doo-hong juga bangun – mendapati dirinya di atas karpet di dekat celana Min-sook yang kena lem – lalu menuju ke sekolah untuk mencari Dae-woong.
Hal ini membuat momen berharga Mi-ho terpotong dan dengan cepat Mi-ho menghilang dari pendangan. Tapi tetap saja, Mi-ho tidak bisa berhenti marah2 pada Doo-hong karena menghancurkan saat2 berharganya. Dengan kesal, Mi-ho menendang tembok dan membuat papan yang baru dipasang jatuh lagi. Papan itu mengenai kepala Doo-hong. Meski dia tidak pingsan, tapi hentakan itu membuatnya ingat kembali apa yang terjadi. Dia ingat telah mabuk dan melakukan hal tidak pantas dengan Min-sook.
Dae-woong kembali ke loteng dan menemukan Mi-ho sedang makan lebih banyak daging. Dia melihat wajan yang kotor dengan sangat kecewa. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau Mi-ho harus mulai mencuci sendiri dan menyarankan agar mereka menjalankan system kerja sama dalam hidup bersama seperti ini. Dae-woong sudah berjanji pada sutaradara kalau dia akan menjaga sekolah laga sebagai ganti dia tinggal disini. Tapi karena Dae-woong sibuk jadi dia meminta Mi-ho untuk mengambil alih tugas sebagai penjaga rumah. Dae-woong juga mengatakan kalau posisi yang dia tawarkan ini adalah hal yang umum bagi manusia yang tentu saja membuat Mi-ho mau melakukannya.
Cukup lucu, salah satu perintah yang membuat Mi-ho menyeringai adalah perintah yang menggunakan bahasa tingkat tinggi jondaemal. Selama ini, Mi-ho menggunakan bahasa banmal pada semua orang, yang terdengar kejam. Mi-ho protes dan mengatakan kalau hal itu melecehkan harga dirinya dengan menggunakan jondaemal sebab dia adalah gumiho yang telah hidup lebih lama. Solusi Dae-woong? Dia membungkuk dan berkata, “Kalau begitu, tolong pertahankan harga diri anda, Nenek Gumiho.” Mi-ho berteriak kalau dia akan melakukannya. Mi-ho menyombongkan pekerjaan barunya pada Dong-joo. Dia gembira karena Dae-woong memperlakukannya seperti manusia. Dong-joo mengajak Mi-ho ke toko buku untuk menunjukkannya lebih banyak contoh cerita yang melibatkan non-manusia.
Sambil membalik-balik buku yang ada gambar panda-nya, Mi-ho takjub melihat binatang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dong-joo berkata, “Ada banyak hal untuk dimakan, kan?” Mi-ho menjawab, “Aku bukan melihat karena aku ingin memakannya!” Tapi ada satu hal yang sudah Mi-ho tahu. Dia tersenyum saat dia mengambil sebuah majalah. Dia mengumumkan, “Berpasangan!” Dong-joo lalu menuntun Mi-ho ke bagian buku dongeng dan mengambil buku Little Mermaid untuk Mi-ho sebagai contoh cerita yang menampilkan tokoh yang ingin menjadi manusia. Dong-joo memberikan buku itu pada Mi-ho dan memintanya untuk membaca buku itu.
Doo-hong sangat terkesan pada aksi laga Dae-woong sehingga dia menambah adegan Dae-woong dalam film. Akan tetapi, agar bisa seperti itu adegan seseorang harus dikorbankan dan dalam kasus ini, adegan putrinya Doo-hong yang harus dikorbankan. Sun-nyeo menerobos masuk ke dalam ruangan itu sambil dipegangi oleh Byung-soo untuk memprotes perannya yang dikurangi. Sun-nyeo juga bertanya apakah ayah menginap di tempat Dae-woong. Pada pertanyaan ini, Dae-woong memandangi tatapan mata Doo-hong lalu mengiyakan. Ketika Hye-in tiba di ruangan itu untuk meminta waktu bicara dengan sutaradara, suasana diantara mereka jadi tegang. Dae-woong memilih untuk keluar dan membiarkan mereka bicara.
Dae-woong bergabung dengan teman2nya di luar dimana Sun-nyeo memaksan Dae-woong untuk mengatakan tentang perjanjiannya dengan Mi-ho. Dae-woong sudah berkata kalau Mi-ho bukan siapa2 dan sudah melakukan berbagai cara untuk menyembunyikannya, jadi apa yang terjadi? Karena Dae-woong telah memutuskan untuk berhenti menyembunyikan Mi-ho, dia mengaku dan mengumumkan, “Mulai dari sekarang, Mi-ho adalah pacarku.” Ketika Dae-woong beranjak pergi, Hye-in mendengarkan percakapan itu.
Kakek tiba di sekolah dimana Mi-ho sedang sibuk melakukan tugas bersih2nya. Kakek merasa kalau hal ini adalah indikasi dari sifat baik Mi-ho. Kakek sedikit kaget waktu melihat Mi-ho memungut setusuk daging yang sudah dia jatuhkan, bermaksud untuk memakannya tapi kemudian kakek bisa tenang karena dia malah menjatuhkannya lagi.
Papan nama itu jatuh lagi dan Mi-ho melompat agar tidak mengenai kakek, yang menambah nilai Mi-ho di buku catatan kakek. Karena sudah berjanji untuk bicara lebih sopan, Mi-ho merubah bahasanya yang membuat kakek senang dengan sikap Mi-ho. Kakek memuji Mi-ho lalu menawarkan jus organic. Kakek lalu bertanya tentang hal2 mendasar tentang Mi-ho dan kakek jadi semakin bersimpati. Contohnya saja, kakek merasa kasihan setelah mendengar kalau Mi-ho tidak punya orang tua. Ketika kakek memberikan Mi-ho sebotol jus lagi, Mi-ho bertanya apakah dia boleh memberikan jus ini pada orang lain. Tujuannya jelas, agar dia tidak usah meminum jus itu. Akan tetapi, kakek malah menerjemahkannya sebagai sikap murah hati Mi-ho.
Dae-woong tiba di rumah dan memuaskan dirinya dengan sedikit keluhan – rumahnya sangat nyaman dan rapi tapi sekolah laga sangat tidak nyaman – yang ditujukan untuk mengendorkan dompet kakek yang sangat ketat. Tapi karena percakapan menyenangkan kakek dengan Mi-ho, kakek merasa sangat murah hati dan setuju kalau Dae-woong menggunakan mobilnya. Bahkan, kartu kredit Dae-woong dikembalikan lagi.
Tujuan tercapai, dan Dae-woong tiba di departemen store lalu mulai shopping. Sejujurnya, Dae-woong tidak berpikir untuk membelikan Mi-ho hadiah apa2 sampai sebuah hadiah gratis memberikan Dae-woong sebuah hiasan hp tapi Dae-woong memutuskan untuk membelikan Mi-ho hp juga.
Dengan suasana hati yang bagus, Dae-woong pulang ke rumah dan bermaksud untuk memberikan langsung hadiah itu pada Mi-ho. Akan tetapi, dia memperhatikan buku yang ada di tangan Mi-ho yang Mi-ho bilang adalah hadiah dari Dong-joo. Mood Dae-woong langsun berubah jelek. Dia sama sekali tidak memberikan hadiah hp itu pada Mi-ho tapi hanya mengeluarkan daging sapi yang dia beli.
Doo-hong bertemu dengan Min-sook dimana Doo-hong mengembalikan celana Min-sook dan Min-sook mengembalikan jas Doo-hong. Sang sutradara terlalu malu untuk membuat penawaran atau meminta Min-sook untuk tetap tinggal. Jadi Min-sook bangkit dengan jengkel. Akan tetapi, Min-sook kena sial lagi: dia bertabrakan dengan pelayan dan kali ini jus mengenai bajunya yang berwarna putih. Min-sook meratapi nasibnya jelek dan hampir ambruk di kafe itu.
Doo-hong bergerak cepat untuk menutupi Min-sook dengan jas-nya dan hal ini jelas memperlihatkan lengannya yang ditambal oleh koyo. Lucunya, koyo itu ditempel disana bukan karena Doo-hong sakit tapi karena Min-sook pernah berkata kalau dia suka bau koyo itu jadi Doo-hong menempelnya di seluruh tubuhnya. Doo-hong membungkuk untuk meminta maaf atas kelancangannya dan beranjak pergi. Tapi sikap ini memberikan keberanian bagi Min-sook untuk meminta Doo-hong agar jangan pergi dan mengobrol saja disini.
Di loteng. Dae-woong melihat buku Mi-ho tergeletak dan tergoda untuk menggunakannya sebagai alas wajan. Dia berpura-pura tidak sadar dan tidak tahu kalau dia tidak tahu sedang menggunakan buku Mi-ho sebagai alas wajan. Mi-ho melihat tanda yang diciptakan oleh wajan itu. Tapi dia sama sekali tidak marah dan malah senang karena punya buku yang beraroma daging.
Dae-woong meminta Mi-ho untuk makan tapi Mi-ho mengatakan kalau dia sudah makan banyak daging di tempat Dong-joo. Dengan kesal, Dae-woong mendengus kalau Mi-ho pasti bersahabat baik dengan Dong-joo dan bukan dirinya. Mi-ho mencoba menjelaskan kalau itu tidak mungkin: “Jika aku harus membuat perbandingan, Guru Dong-joo hanya daging dan Dae-woong adalah daging sapi.”
Dae-woong lega mendengarnya dan melakukan satu tes lagi dengan mengatakan kalau dia akan baik2 saja bila menjadi daging ayam. Mi-ho memberikan jaminan, “Tidak. Dae-woong, kau daging sapi Korea favoritku!” Hal ini membuat Dae-woong senang dan dia siap untuk memberikan Mi-ho hadiah yang dia belikan dan meminta Mi-ho untuk mengambil hadiah itu dari dalam.
Saat berada di dalam, Mi-ho mendengar suara hp berbunyi dan mengikuti sumber suara itu. Ketika dia menjawab hp itu, Dae-woong mengatakan kalau itu adalah hp Mi-ho. Lebih jauh, Dae-woong menjelaskan hiasan hp itu – yang juga hadiah untuk Mi-ho sebab Mi-ho sudah memberikan manik2nya pada Dae-woong. Mi-ho begitu takjub hingga tidak punya kata2 untuk menjelaskannya dan tidak ada jawaban waktu Dae-woong bertanya apakah Mi-ho menyukainya. Tapi itu karena Mi-ho berlari keluar karena dibanjiri kebahagiaan.
Mi-ho berlari ke Dae-woong dan memeluknya. Mi-ho berterima kasih pada Dae-woong karena sudah memperlakukannya seperti manusia dan memberikannya hadiah yang diberikan seseorang pada orang lain. Pelukan itu membuat Dae-woong kaget. Dia sendiri tidak tahu kenapa. Mi-ho berlari untuk mengetas hp-nya dari kejauhan dan dae-woong mendapati dirinya melambai secara otomatis. Dae-woong bertanya-tanya apakah dia sudah gila karena bahagia dipanggil sepotong daging.
Sedangkan. Manajer Hye-in memberikan tiket VIP pemutaran sebuah film pada Hye-in dan meminta Hye-in untuk mengajak Dae-woong. Sang manajer berharap Hye-in bisa mengajak Dae-woong untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan mereka meski begitu, Hye-in mengelak dengan mengatakan kalau dia sudah kehilangan kendali atas Dae-woong.
Di loteng, Dae-woong melatih dialognya sedangkan Mi-ho membaca bukunya. Mi-ho menghubungkan alur cerita Little Mermaid dan Dae-woong sama sekali tidak buta pada kesamaan alur itu. Contohnya, ikan duyung menyelamatkan sang pria, yang dia sukai tapi perasaan putri duyung itu tidak berbalas. Dae-woong berkata kalau putri duyung itu menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Tapi Mi-ho menyamakan keadaan dan putri duyung punya alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan identitasnya pada pria yang dia sukai.
Mi-ho memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetes Dae-woong dan bertanya apakah pria itu mau sang putri duyung kembali bila dia mengakui kalau dia bisa menjadi manusia. Jawaban dari Dae-woong sama sekali tidak membuat Mi-ho senang sebab dia menjawab tidak. Dae-woong mengambil buku itu untuk melihat endingnya tapi Mi-hi menarik lagi buku itu dan berkeras kalau dia akan membacanya sendiri. Mi-ho berharap agar putri duyung itu bisa menjadi manusia dan hidup bahagia.
Dae-woong tahu kalau cerita itu berakhir tragis dan merasa khawatir terhadap reaksi Mi-ho kalau dia membaca buku itu sampai habis. Akhirnya, Dae-woong bangun dan mengambil buku itu selagi Mi-ho tidur dan merobek bagian terakhirnya. Sedangkan, Sang Pemburu Gumiho, Dong-joo membalik bukunya sendiri dan bergumam kalau saat terberat bagi Mi-ho adalah saat dia akan memutuskan apakah harus mati atau membunuh orang yang dia cintai.
Keesokan harinya, Mi-ho pusing sebab ada halaman bukunya yang hilang. Tapi dia belum tahu bagaimana akhir cerita itu. Dae-woong menawarkan diri untuk memberitahukan akhir cerita itu dan tidak memedulikan bagaimana Mi-ho menutup telinganya untuk protes. Dae-woong mengumumkan, “Cerita itu berakhir bahagia!” Dae-woong lalu mulai menyanyikan lirik ‘Under the Sea’ dan mengatakan kalau ada film tentang cerita ini dan sang putri duyung menjadi manusia, menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.
Pemberitahuan ini memperbaharui harapan Mi-ho dan dia menghembuskan nafas lega. Topic tentang film mulai muncul jadi Dae-woong menyarankan agar mereka pergi nonton sekali-sekali. Bagaimana kalau hari ini? Segala hal yang dilakukan manusia disambut oleh Mi-ho, jadi dia menantikan rencana mereka untuk bertemu di bioskop nanti malam.
Mi-ho menunjukkan pada Dong-joo hp barunya dan mengatakan dengan gembira, “Aku akan menjadi seperti putri duyung!” Dong-joo bertanya apakah Mi-ho sudah membaca keseluruhan buku itu. Mi-ho berkata tidak tapi Dae-woong telah mengatakan kalau semuanya berakhir gembira. Dong-joo mendoakan agar kencan pertama Mi-ho sukses dan Mi-ho bertanya apa yang bisa dia lakukan sebagai persiapan. Dong-joo menyebutkan setiap aktivitas biasa, yang semuanya tidak bisa Mi-ho lakukan – membayar, melakukan percakapan yang menyenangkan, dan tampil mempesona. Yang bisa Mi-ho lakukan adalah berdandan agar terlihat cantik.
Mi-ho tidak puas dengan hal itu dan bertanya apa ada hal lain yang bisa dia lakukan jadi Dong-joo menasehati Mi-ho untuk memberikan apa yang Dae-woong sukai. Mi-ho mempertimbangkan hal ini ketika dia berjalan pulang dimana pada saat itu pula pendengaran hebat Mi-ho menangkap suara ajumma penjual ayam yang sedang kesulitan. Wanita itu sedang berdebat dengan sekelompok penjahat di ruang biliar sebab mereka menolak membayar pesanan mereka.
Ajumma beteriak kalau mereka harus membayar tapi ini malah menyebabkan salah satu penjahat melemparkan sekotak tisu ke wanita itu – Mi-ho mencegah hal ini. Kalau ada hal yang Mi-ho mengerti, itu adalah pentingnya membayar daging yang kau beli dan dia berdiri bersama ajumma untuk memberikan pelajaran pada para penjahat itu. Memang tidak ada perkelahian tapi hal berikut yang bisa kita lihat adalah para pria itu membungkuk dan menyerahkan uang mereka.
Setelahnya, ajumma menawarkan untuk memasakkan ayam pada Mi-ho. Tapi Mi-ho menolaknya sebab dia akan pergi berkencan. Ajumma memandangi Mi-ho dari atas sampai bawah dan menawarkan bantuan. Ajumma sebanarnya dalam perjalanan untuk mengeriting rambut jadi dia mengajak Mi-ho pergi bersamanya.
Ketika Dae-woong melihat Mi-ho di acara pemutaran film itu, dia terlihat tolol dan kaget. Bahkan Sun-nyeo terlihat tidak rela Mi-ho tampil seperti itu dan Mi-ho membalas dengan sopan pujian itu. Selagi Dae-woong mengambilkan minum untuk mereka, Sun-nyeo memperhatiakn hp Mi-ho dan beroh-oh terhadap benda itu. Wallpaper hp itu adalah gambar putri duyung dan Mi-ho berkata kalau dia akan menjadi seperti sang putri. Sun-nyeo bertanya, “Apa kau berkata kalau kau akan mati?”
Mi-ho sadar kalau pendapatnya tentang cerita itu salah dan suasana hatinya tambah jelek waktu Byung-soo mengatakan kalau putri duyung tidak mati tapi menghilang. Ketika Dae-woong bergabung bersama mereka, dia mendengar kalau Mi-ho membeli buku di toko buku di bawah. Dia langsung menuju lobi untuk mencari Mi-ho.
Disana, Dae-woong menghampiri Hye-in dan mereka sudah lelah pada ketegangan diantara mereka jadi mereka akhirnya sepakat untuk berbaikan. Sebenarnya ini bukan percakapan romantis tapi Mi-ho mengartikannya sebagai hal yang berbeda. Dae-woong berbalik tepat waktu untuk melihat Mi-ho yang berdiri di lift kaca sambil memegang sebuah buku. Tapi ketimbang keluar lift, Mi-ho tetap berdiri disana sampai pintu lift tertutup.
Dong-joo memberikan narasinya saat Mi-ho naik dengan lift itu: “Sang putri duyung melihat sang pangeran dengan wanita yang dicintainya lalu berubah menjadi gelembung dan menghilang sepenuhnya di udara.”
Mi-ho menemukan kursi di atap dan duduk dengan murung bersama bukunya. Karena berpikir Dae-woong menginginkan Hye-in, dia berkata pada diri sendiri, “Aku memutuskan untuk memberikan apa yang dia inginkan jadi aku harus diam disini.” Dae-woong menemukan Mi-ho dan menutup bukunya. Mi-ho berkata kalau Dae-woong berbohong padanya, “Dia tidak pernah bahagia, kan? Dia menghilang, kan?”
Dae-woong berlutut di depan Mi-ho dan berkata dengan hangat, “Dia tidak menghilang. Dia bertahan dan hidup dengan bahagia. Jangan dengarkan orang lain – kata2ku benar jadi percaya saja pada kata2ku.” Dan perlahan-lahan, Mi-ho tersenyum.
Langganan:
Postingan (Atom)