Jumat, 03 September 2010

Sinopsis Cinderella’s Sister – Episode 11

Eun Jo berlutut sambil menangis ketika dia mempersembahkan anggurnya pada Dae Sung serta memanggil Dae Sung ‘appa’ lalu meminta maaf. Tepat di luar ruangan, Ki Hoon mendengar isakan Eun Jo yang sangat mengusik perasaannya. Begitu dalam kesedihan Eun Jo hingga Jung Woo yang berada jauh di luar dapat mendengarnya juga. Dia juga menangis!

Hyo Sun duduk sendiri sambil memikirkan ucapan Eun Jo kalau dia sudah menemukan ragi-nya dan muncul sebagai penyelamat. Dia berjalan mengelilingi rumah dan memeriksa setiap bagian rumah. Malam itu juga, Jung Woo memanggil Eun Jo keluar. Jung Woo akan pergi. Dia berpikir kalau ini adalah waktu yang tepat untuk pergi sebab tidak ada pekerjaan lagi di pabrik. Eun Jo menyuruhnya hati2 lalu berbalik masuk ke dalam rumah. Tapi Jung Woo menahannya dan memberikan hadiah untuk Eun Jo: sebuah kotak perhiasan. Di dalamnya ada pin yang langsung disematkan Jung Woo di baju Eun Jo.

Jung Woo meminta Eun Jo untuk memakai pin itu saat dia sudah pergi dan menyebut pin itu sebagai ‘roti’. Jung Woo juga mengatakan kalau pin itu akan menjauhkan Eun Jo dari kelaparan. Eun Jo tersenyum dan berkata, “Anehnya, aku ingin mempercayai kata2 yang konyol dan aneh itu!” Jung Woo meminta Eun Jo untuk hati2 lalu pergi. Keesokan harinya, Eun Jo bertanya pada Hyo Sun dimana para pekerja tinggal. Eun Jo siap untuk berbicara dengan mereka lagi. Dia mau menunggu selagi Hyo Sun berbicara dengan para ajushi. Sayangnya, Hyo Sun melaporkan kalau para pekerja masih terhina dengan sikap Eun Jo dan menolak untuk bekerja kembali.

Hyo Sun memanggil Eun Jo dan memberitahunya: “Apa kau tahu ajushi yang tinggal disini adalah ayah dari teman sekelas kita, Dong Soo?” Eun Jo jelas tidak tahu. Dia juga tidak tahu kalau nenek Dong Soo sakit dan ayah Dong Soo selalu kesulitan membayar obat nenek. Eun Jo juga tidak tahu kalau Dae Sung dulu sering memberinya kerja ekstra agar dapat memberi upah yang lebih. Eun Jo mendengar semua perkataan Hyo Sun dengan baik dengan kepala tertunduk. Eun Jo jelas merasa malu. Hyo Sun mengatakan agar Eun Jo tidak lagi menangancam para pekerja agar mereka kembali. Dia akan menyuruh paman untuk menyelesaikan urusan ini. Hyo Sun juga menyarankan agar mereka menjalankan bisnis ini sebaik yang mereka bisa.

Eun Jo meminta Hyo Sun untuk memberitahunya latar belakang tiap pekerja. Dengan informasi itu, Eun Jo berkeliling untuk memberikan hadiah kecil bagi setiap pekerja sesuai dengan informasi yang diberikan Hyo Sun padanya. Eun Jo memerikan hadiah dan membungkuk meminta maaf. Dalam perjalanan pulang, Hyo Sun menanyakan sebuah pertanyaan: apa dirinya bagi Eun Jo? Dia ingin tahu dengan pasti apa pendapat Eun Jo tentang dirinya. Eun Jo memandang Hyo Sun dengan khawatir dan membalikkan pertanyaan itu dengan bertanya apa pendapat Hyo Sun tentang dirinya.
Hyo Sun bertanya dengan takut, “Apa kau akan meninggalkanku?” Eun Jo malah kembali bertanya, “Apa kau khawatir aku akan pergi?” Tapi Hyo Sun menanyakan pertanyaannya lagi. Hyo Sun meminta Eun Jo agar mereka bisa bersikap seperti mereka baik2 saja. Dan meminta Eun Jo untuk tidak meninggalkannya. Hyo Sun: “Aku berharap seseorang akan merengkuhku, tapi ibu sudah berubah dan aku sangat kesepian. Aku pikir kekagetan ibu sangat besar dan segalanya akan membaik seiring perjalanan waktu. Jika aku tidak memikirkan hal itu, aku akan gila!”
Hyo Sun memohon agar hubungannya dengan Eun Jo bisa membaik dan agar mereka tidak bertengkar lagi. Eun Jo tidak langsung mengutarakan keinginannya dan mengatakan dia akan mencoba. Dia menjelaskan bahwa dia tidak berjanji akan bersikap baik pada Hyo Sun tapi paling tidak, dia tidak akan melawan Hyo Sun. Ini membuat Hyo Sun sangat tersentuh dan langsung melingkarkan tangannya pada Eun Jo meski langsung ditepis Eun Jo (tidak dengan kejam).

Ki Hoon pergi ke kuil untuk meminta keselamatan sebab dia merasa terbebani oleh dosanya pada Dae Sung dan kedua putrinya. Biksu meminta Ki Hoon untuk berdoa sambil membungkuk dan dia melakukannya berulang-ulang tanpa kenal lelah. Ketika dia melakukan ini, Ki Hoon mengingat lagi ketika Dae Sung pingsan dimana di dalam ambulans dia meminta Dae Sung untuk tidak mati. Ki Hoon: “Akan tetapi… bahkan pada saat itu, aku datang paling awal. Aku memohon kalau aku tidak akan melakukan perbuatan penuh dosa. Kekhawatirannya bukan pada pria yang telah pergi.”

Dengan perlahan, Dae Sung membuka matanya untuk mengucapkan kata2 terakhirnya. Ki Hoon mengenangnya: “Dan meski begitu – ya Tuhan! – dia bilang kalau itu tidak apa2!” Sekarang Ki Hoon jatuh, penuh dengan keringat dan kelelahan. Dia kesakitan karena berulang-ulang berlutut. Dengan badan gemetaran, Ki Hoon mencakupkan kedua tangannya dan berdoa. Dia bertanya: “Bagimana bisa dia bilang kalau itu tidak apa? Bagaimana?”
Eun Jo dan Hyo Sun menggosok gigi bersama di kamar mandi. Ketika mereka bertabrakan karena mencoba menggunakan kran yang sama, mereka hanya melihat satu sama lain dengan hati2. Eun Jo melihat ke dalam kamar yang dipakai oleh Jung Woo dan Ki Hoon. Karena Jung Woo sudah pergi, dia jelas2 mencari Ki Hoon. Dia terlihat agak kecewa karena ternyata ruangan itu kosong. Pada saat itu, Ki Hoon sedang berjalan pelan pulang ke rumah. Otot2nya bergetar karena berdoa tadi. Dia tersandung dan bersandar pada tembok agar tidak jatuh. Suara berderak di gerbang membuat dia penasaran. Ketika dia menolehkan kepalanya, Eun Jo remaja yang dia lihat. Dia memandang Eun Jo sebagai Eun Jo yang dulu dimana waktu itu Eun Jo menunggu Ki Hoon yang pulang malam dan mabuk.
Kedua orang ini merasakan riak yang sama. Eun Jo melihat Ki Hoon sebagai dia yang dulu yang selalu tersenyum untuknya malam itu. Eun Jo berpikir, “Dia disini. Dia tersenyum.” Dan Ki Hoon berpikir, “Dia keluar!” Ki Hoon ingin sekali tersenyum seperti dulu dan melambaikan tangan. Meski dia tidak bisa melakukan seperti yang dulu, tapi tangannya bergerak seperti ingin melakukan yang sama. Sekarang Ki Hoon hanya berpikir, “Kemarilah!” Tapi Eun Jo tidak bisa mendengar apa yang dipikirkan Ki Hoon dan berbalik akan masuk. Jadi Ki Hoon berkata, “Kemarilah!” dan Eun Jo langsung berhenti. Ki Hoon menggapaikan tangannya ke Eun Jo tapi itu malah membuat dia kehilangan kesemibangan dan tumbang ke tanah. Eun Jo berlari untuk membantu Ki Hoon berdiri meski dengan cepat dia lalu melepskan tangannya.

Ketika mereka meringkuk bersama dan berlutut di tanah, Ki Hoon berkata, “Eun Jo ya.” Eun Jo menangis mendengar kata2 itu. Ki Hoon berkata lagi, “Sekarang aku benar2 tidak bisa menggapaimu. Semuanya telah direncanakan sedemikian rupa jadi aku tidak bisa melakukannya.” Ki Hoon melanjutkan, “Aku memang tidak bisa melakukannya… tapi jika kau mengijinkannya, aku akan menjaga kalian berdua seperti memberi hormat pada kalian ribuan kali sehari. Seperti ajushi. Di tempatnya.” Eun Jo merasa sakit pada pengakuan ini. Suara lembut saat dia bilang, “Aku tidak pernah memintamu untuk datang padaku. Karena aku tidak pernah memintamu untuk datang jadi aku tidak akan bertanya kenapa kau tidak bisa. Aku tidak mengerti kenapa kau ingin bersikap sepertinya (Dae Sung), tapi aku tidak akan bertanya.”
Eun Jo meminta Ki Hoon untuk tidak melakukan itu untuknya tapi untuk Hyo Sun. Eun Jo mengaku kalau dia sudah memutuskan untuk tidak lagi bersikap kejam pada saudarinya, meski itu bukan karena dia peduli padanya. Jadi Eun Jo berkata: “Jika aku memperlakukannya dengan baik, aku mungkin akan mendapatkan maaf, meski hanya sedikit. Jika itu mungkin, aku ingin mencobanya. Aku benar2 ingin dimaafkan.” Ki Hoon berpikir, “Ya, aku juga.” Seperti biasa, Eun Jo menjaga sikapnya sampai dia sendirian di kamarnya dimana dia menangis. Ki Hoon: “Dan pada hari itu, gadis mengerikan itu memangis untuk kita buat yang terakhir kalinya!” Ki Hoon juga menangis di ruangannya.

Kang Sook sama sekali tidak bisa tidur. Perasaannya sangat terganggu. Mungkin itu hanya pikirannya saja tapi Kang Sook berpikir dia punya masalah dengan badannya. Hyo Sun bangun sambil menangis memanggil ayahnya. Dia pergi ke kamar Kang Sook. Dia mendekati ibunya dengan perlahan dan berbaring di sampingnya. Hyo Sun melingkarkan tangannya di perut Kang Sook. Untuk beberapa saat kita bakal berpikir kalau Kang Sook mau menerima itu. Tapi dia menyuruh Hyo Sun untuk menyingkirkan tangannya dan menyebut itu menjijikkan. Mengerti pada penolakan ini, Hyo Sun bangkit dan pergi dari ruangan itu.
Saat sarapan, Eun Jo heran karena ibu hanya menyiapkan meja untuk 3 orang. Dia ketakutan waktu mendengar Hyo Sun diminta untuk makan sendiri. Kang Sook memakai alasan perasaan dukanya jika dia makan satu meja dengan Hyo Sun. Dia membela diri dengan mengatakan kalau Hyo Sun bukan gadis yang kelaparan. Kang Sook hanya tidak ingin makan dengan Hyo Sun. Eun Jo bertanya pada ibunya, “Berapa banyak dosa lagi yang ingin kau perbuat?” Dia juga mengatakan kalau di kehidupan berikutnya Kang Sook bisa saja terlahir sebagai ibu Hyo Sun. Itu adalah hasil dari dosa yang dia perbuat di kehidupan ini.

Eun Jo meninggalkan meja tanpa menyentuh makanannya. Dia menemui Ki Hoon di luar, yang tersenyum untuknya. Eun Jo meminta Ki Hoon untuk menemukan Hyo Sun dan memastikan apakah dia sudah sarapan dan agar membawanya ke gudang anggur. Ketiganya duduk bersama di gudang anggur saat ajumma menyiapkan sarapan untuk mereka. Mereka mendiskusikan masalah bisnis seperti bagaimana mereka akan membayar hutang kepada para tetua. Ki Hoon memerintahkan Hyo Sun untuk bertemu dengan para tetua lagi dan memintanya untuk mengatakan kalau Eun Jo akan menghidupkan kembali pabrik anggur beras Dae Sung.

Dengan keputusan itu, Eun Jo menyarankan agar mereka sarapan. Hyo Sun mengusulkan kalau mereka membuat bibimbap saja. Ketika Ki Hoon bergerak untuk menambahkan lebih banyak gochujang, Eun Jo menghalanginya. Hyo Sun mendorong sendok makan Ki Hoon ke mulutnya lalu beralih untuk menyuapi Eun Jo. Kelihatannya Eun Jo tidak akan memakannya jadi Hyo Sun menjauhkan sendoknya. Tapi Eun Jo malah menarik sendok itu dan memakan bibimbap-nya. Dia bahkan bergerak untuk menyingkirkan makanan dari dagu Hyo Sun meski dia tidak membuat kontak karena perhatian semuanya teralihkan oleh suara pria di luar sana.

Mereka bertiga terlihat kaget sebab suara itu berasal dari para ajushi yang kembali bekerja. Salah satunya memakan permen yang diberikan Eun Jo padanya lalu tersenyum pada Eun Jo. Sebagai balasan, Eun Jo membungkuk padanya. Hyo Sun lebih ekspresif dimana dia berterima kasih pada paman karena ikut berperan dalam meyakinkan para ajushi. Pemimpin pekerja itu mengatakan pada Eun Jo kalau ini bukan karena sogokan Eun Jo. Mereka bukan orang yang gampang dibeli. Mereka kembali karena Eun Jo minta maaf. Eun Jo mengangguk.

Ki Hoon meletakkan tangan di bahu Eun Jo sebagai ucapan selamat. Hyo Sun berbalik dan melihat kejadian ini. Ketimbang membuat kekacauan, dia malah mengumpulkan keberanian lalu tersenyum. Dia mendekati Ki Hoon dan Eun Jo untuk mendiskusikan bisnis – sekarang mereka bisa membuat ragi lagi tapi siapa yang akan memimpin upacaranya?

Ki Jung mengunjungi ayahnya untuk membicarakan sikap kurang ajar Ki Hoon soal perampokan dengan pedagang jepang. Presiden Hong bertanya, “Apa kau pikir kita berada di pihak yang sama?” Ki Jung menjawab kalau Ki Hoon mungkin berpikir dia tidak bisa mengungkapkan kebenaran pada Eun Jo dan Hyo Sun karena dia adalah saudara tiri dari Ki Hoon. Presiden Hong mengisyaratkan kalau Ki Jung pasti punya alasan lain. Ki Jung berkata, “Ayah, kau benar2 jahat!” Ki Jung juga berkata kalau dia merasa sangat menderita ketika ibu Ki Hoon mengejarnya, pingsan, dan mati. Tapi Hong menggunakan itu untuk memprovokasi Ki Hoon? Dengan suara bergetar, Ki Jung berkata pada ayahnya, “Aku menghormatimu. Aku juga akan menjadi jahat. Aku penasaran ingin melihat seberapa jahatnya aku.”
Para pekerja berkumpul untuk berdiskusi siapa yang akan menggantikan Dae Sung dalam ritual nanti. Ki Hoon mengatakan beberapa saran yang kedengarannya sangat diplomatik. Pemimpin pekerja dan paman Hyo Sun mungkin bisa menggantikan peran Dae Sung. Ki Hoon meminta Hyo Sun untuk memilih nama orang yang akan memimpin ritual itu sebab dia adalah orang yang paling pantas memutuskan. Dia diberi waktu sehari untuk memutuskan.
Hyo Sun sudah siap sekarang dan setelah mendapat persetujuan dari semua orang kalau mereka akan mematuhi keputusannya, Hyo Sun menyebut nama Eun Jo. Eun Jo protes dan mengatakan kalau dia tidak berani menggantikan posisi Dae Sung dalam kegiatan paling penting di pabrik. Hyo Sun setuju kalau dia tidak suka bila ada orang yang menggantikan posisi ayahnya, tapi dia berpikir kalau ayahnya pasti ingin agar Eun Jo yang melakukannya. Hyo Sun menambahkan, “Mengatakan ini juga membuatku merasa bersalah, kau tahu – kenapa kau dan bukan aku?” Ki Hoon menyambut baik keputusan itu yang juga diikuti yang lain.
Paman Hyo Sun menunggu cukup lama agar bisa berbicara dengan Eun Jo. Dia berbasa-basi dulu sebelum ke pokok persoalannya. Dia mengingatkan Eun Jo kalau dia juga berperan dalam mengembalikan para pekerja. Tapi Kang Sook terus menekannya agar dia pergi, tapi dia tidak punya tempat tujuan sebab dia tinggal disini seumur hidupnya. Eun Jo tidak tahu ini dan mengatakan kalau paman tidak harus pergi. Ini membuat paman sangat terkejut. Eun Jo berkata kalau dia harus bicara pada ibunya dan dia bahkan menggunakan kata2 yang sangat sopan.

Memasuki rumah, Eun Jo mendengar sesuatu yang pecah dan teriakan ibu. Kang Sook memarahi Hyo Sun, yang berlutut untuk mengambil cangkir yang pecah. Hyo Sun menjelaskan karena ibu sering merasa lemas maka dia membawakan teh untuk ibu. Ketika Hyo Sun memungut pecahan itu, ibu berteriak, “Keluar sekarang juga! Aku tidak tahan melihatmu!” Eun Jo mendelik ke ibunya. Dia lalu menyuruh Hyo Sun berdiri dan mengikutinya keluar. Eun Jo memanggil Ki Hoon agar dia tidak tidur dulu sebab dia memerlukan Ki Hoon untuk menghibur Hyo Sun. Dia menyuruh Ki Hoon untuk menunggu di luar sementara dirinya menenangkan Hyo Sun.

Eun Jo bertanya kenapa Hyo Sun tetap menemui ibu. Hyo Sun menjawab kalau dia merindukan ibu dan ingat bagaimana dulu ibu menepuk kepalanya. “Ibu bersikap seperti itu karena dia kesepian dan aku juga kesepian. Jadi aku pikir akan baik bila bersama-sama, dan meski dia membenci untuk sementara waktu sekarang, aku pikir jika dia tetap melihatku, dia akan mulai memperlakukanku dengan baik.” Eun Jo sudah muak dan bertanya, “Apa kau bodoh?” Dia meminta Hyo Sun untuk menjauhi Kang Sook untuk sementara waktu. Hyo Sun bisa sarapan dengannya di gudang tiap pagi dan pulang telat dan semuanya pasti akan segera membaik.
Tapi Hyo Sun tidak percaya itu, “Apa aku anak2?” Eun Jo kaget dan Hyo Sun bahkan menambahkan kalau dia sudah tahu semuanya bertahun-tahun yang lalu – sikap Kang Sook berbeda kalau tidak ada Dae Sung. Hyo Sun: “Aku tahu, tapi itu tidak jadi masalah… Jika aku menyukainya, itu tidak jadi masalah.” Kata2 itu benar2 menampar Eun Jo, tidak hanya Hyo Sun yang menurutnya bodoh, tapi ucapan Hyo Sun sama dengan ucapan Dae Sung ketika dia mengatakan kalau dia sudah tahu siapa Kang Sook sebenarnya. Hyo Sun menambahkan kalau tidak apa bila segalanya tidak membaik. Tidak apa bila ibu membencinya selamanya. Hyo Sun: “Tidak apa selama kau tidak mengusirku atau kabur dengan ibu. Tanpamu, ibu, dan Jun Su, aku akan sangat kesepian.”
Eun Jo sangat bersedih, dia menangis. Hyo Sun mendekati Eun Jo dan berkata, “Tolong jangan tinggalkan aku!” Selama percapakan ini, Hyo Sun mempertahankan sikap tenangnya – justru Eun Jo yang sangat emisional. Hyo Sun meninggalkan ruangan dengan tenang. Tapi, saat sudah di luar, Hyo Sun mulai terisak dan berlutut di tanah. Eun Jo menemui ibunya dan meminta agar ibu memperlakukan Hyo Sun dengan baik. Eun Jo memohon tapi Kang Sook bahkan tidak memperhatikan dan tidak peduli. Dia berpikir kalau Hyo Sun yang menyuruh Eun Jo melakukan ini.
Eun Jo mengatakan pada ibunya kalau mereka tidak akan menjadi baik seandainya mereka berlutut dihadapan Hyo Sun tiap hari. Dia meminta ibu untuk mengerti, “Hyo Sun adalah ayahnya! Apa kau pikir Dae Sung tidak tahu apa2?” Dae Sung tahu kalau Kang Sook hanya berpura-pura sepanjang waktu – toh, dia tetap mencintai ibu meski ibu adalah orang yang sangat jahat. Sama seperti ayahnya, Hyo Sun juga mengatakan kalau tidak apa bila ibu tidak menyayanginya.

Kang Sook pindah ke tata riasnya dengan tenangnya. Ketika Eun Jo berteriak kalau mereka tidak bisa menemukan orang seperti mereka di dunia ini, Kang Sook menjawab dengan cepat, “Aku tahu, betapa bodohnya mereka!” Eun Jo terisak, “Ibu, kita tidak bisa seperti ini. Jika kita seperti ini, kita bukan manusia! Aku mohon padamu, ubahlah perasaanmu! Jika kita tidak melakukannya, maka kita akan disambar kilat!” Kang Sook berteriak kalau mereka tidak akan disambar kilat – siapa mereka berani menghakimi cara hidup mereka? Ibu bergumam kalau dia sedang merencanakan akan menikahkan Hyo Sun jadi dia bisa disingkirkan.
Kekejaman ibu membuat Eun Jo menderita dan dia mulai menarik semua pakaian ibu dari dalam lemarinya. Mereka hanya membawa kekacauan pada rumah ini jadi mereka harus kabur. Eun Jo: “Kita tidak boleh berada di rumah ini lagi!” Kang Sook menarik tangan Eun Jo dan mengatakan kenapa mereka harus pergi sekarang? Mereka bertiga lebih berharga dari harta Hyo Sun dan mereka akan tinggal serta mengambil apapun yang bisa diambil.

Eun Jo berteriak gila2an. Kang Sook mencoba menentramkan anaknya dan memintanya untuk kembali ke akal sehatnya. Eun Jo berjalan keluar ke halaman sambil terisak. Ki Hoon berada di luar seperti yang diperintahkan. Diminta untuk menenangkan Hyo Sun, dia malah berada disini untuk menenangkan Eun Jo.

Ki Hoon bertanya apa yang terjadi. Diantara isakannya, Eun Jo meminta Ki Hoon untuk membawanya ke tempat yang jauh jadi dia bisa kabur. Tidak apa bila dia tidak mendapatkan maaf dari Hyo Sun. Tidak – maaf itu jauh sekali, “Jadi ayo kabur. Kaburlah bersamaku!”

Sinopsis Cinderella’s Sister – Episode 10

Eun Jo masih saja sibuk menangani pesanan dengan baju berkabung. Dia berusaha membuat dirinya sibuk agar bisa menghindar dari kenyataan. Jung Woo menemuinya dan berkata kalau mereka harus menghadiri pemakaman.

Sementara itu, Jun Su dan Kang Sook bersama para pelayat. Jun Su memberi hormat pada mereka dengan tampang kebingungan. Ketika Bibi-nya Dae Sung tiba, Kang Sook langsung mendekatinya dan bersedu-sedan. Wanita ini dengan cepat membebaskan dirinya dari cengkraman Kang Sook.

Di sisi lain, Hyo Sun berada di kamarnya dan meminum banyak sekali anggur beras hingga mabuk. Ki Hoon melihat ini dari kejauhan. Karena sudah tidak tahan, dia mendekati Hyo Sun dan menyuruhnya berhenti minum. Hyo Sun malah meledak, “Kau tidak akan membiarkanku bersandar padamu! Jadi kenapa kau mengambil minumanku?!”

Hyo Sun menyuruh Ki Hoon keluar dan menemui Eun Jo saja. Dia juga menuduh Eun Jo yang menyebabkan kematian Dae Sung. Ki Hoon menegang dan berkata dalam hati bahwa dialah yang telah membunuh Dae Sung. Ki Hoon lalu memeluk Hyo Sun dan berkata kalau mereka harus mengantar Dae Sung ke perisirahatan terakhirnya. Hyo Sun protes dan bilang jika dia tidak bisa melakukan itu.
Eun Jo dan Jung Woo berangkat ke pemakaman. Tapi kelihatannya Eun Jo tidak mau pergi. Jung Woo menarik tangan Eun Jo dan berkata, “Kakak, ayo pergi bersama!” Jung Woo berkata kalau Eun Jo harus melakukan ini dan menambahkan kalau pemakaman Dae Sung kacau. Eun Jo tergerak dan berkata, “Gu Dae Sung. Pemakaman.” Jung Woo sekali lagi meminta Eun Jo untuk pergi lalu mengelus rambutnya. Eun Jo menengadah tapi tidak berkata apa-apa. Dia kemudian berjalan pergi.

Setelah acara pemakaman, Ki Hoon menemui kakaknya Ki Jung, tentu saja untuk menyalahkannya. Ki Hoon mengatakan kalau rencananya adalah menghentikan Ki Jung mengambil alih perusahaan Dae Sung. Ki Hoon tahu kalau tidak akan ada yang mempercayainya sekarang. Kemudian dia malah menyalahkan Ki Jung atas kematian ibunya.
Ki Hoon berkata dia tidak akan memaafkan Ki Jung ataupun dirinya sendiri. Ki Hoon: “Sekarang aku tidak bisa kembali pada diriku yang dulu.” Ki Hoon menantang Ki Jung jika perusahaan Dae Sung tidak akan mati dengan cara seperti ini. Perusahaan itu akan bertahan dan dia menjamin Ki Jung tidak akan bisa menyentuhnya. Ki Jung bertanya apa yang akan Ki Hoon lakukan kalau dia tidak mau berhenti. Ki Hoon menjawab, “Aku akan membawamu hancur bersamaku… dan kita akan mati bersama!”
Di rumah, Kang Sook sangat panic. Dia memeriksa surat pernikahannya, takut kalau surat itu hilang. Kemudian dia menangisi Dae Sung sebab dia merasa sangat kesepian. Eun Jo sendiri menemui para tetua. Dia menjelaskan kalau setengah barang yang dikirim ke Jepang telah dibeli oleh perusahaan lain. Setengahnya lagi dibawa pulang. Yang dibawa pulang ini sebagiannya dijadikan cuka dan sebagiannya lagi dia minum.
Mereka kecewa waktu Eun Jo bilang jika uang pinjaman dari mereka tidak bisa segera dikembalikan. Para tetua ini takut kalau perusahaan Dae Sung tidak akan bagus tanpa keberadaan Dae Sung. Namun, Eun Jo menjamin mereka semua kalau pinjaman itu akan dikembalikan.
Jun Su berlari dari satu ruangan ke ruangan lain. Dia ingin mencari seseorang untuk bermain dengannya. Dia akhirnya membangunkan Hyo Sun. Dia juga tidak ingin bermain dengan Jun Sun. Kemudian, Jun Su berkata, “Tidak ada yang mau bermain dengan Jun Su. Ayah paling sering bermain dengan Jun Su. Kapan ayah akan pulang? Kenapa ayah belum juga pulang?” Hyo Sun memeluk adiknya dan setuju untuk bermain dengannya.
Saat mereka berjalan keluar, mereka bertemu dengan Eun Jo. Mereka bertiga berjalan ke sungai. Hyo Sun duduk di sebelah Eun Jo dan berkata, “Aku sangat terkesan kalau kau sungguh2 menyukai ayahku. Tapi kau tidak menangis. Semua orang menangis.” Dia bertanya lagi apakah Eun Jo benar2 menyayangi Dae Sung. Eun Jo tentu saja tidak menjawab.
Hyo Sun sebenarnya menyalahkan kematian ayahnya dan Eun Jo membela diri dengan berkata apa yang seharusnya dia lakukan. Hyo Sun berteriak, “Bawa kembali ayahku!” Hyo Sun menangis. Dia berlutut dihadapan Eun Jo dan berkata, “Aku takut, Kak. Aku takut sampai mau mati. Aku merasa aku seperti berdiri di luar tanpa pakaian. Aku kedinginan dan ketakutan.” Eun Jo mulai mengulurkan tangannya…

Dia menepuk kepala Hyo Sun. Eun Jo memeluk Hyo Sun erat dan menenangkannya. Dia juga memanggil namnya, “Hyo Sun ah.” Tapi… itu semua hanya ada di kepala Eun Jo. Waktu tangannya sampai di atas kepala Hyo Sun, dia menarik tangannya lagi.
Eun Jo mengumpulkan keberaniannya dan berteriak pada Hyo Sun untuk berhenti menangis. Yang perlu mereka lakukan sekarang adalah menyelamatkan perusahaan. Hyo Sun masih berlutut, lalu berkata, “Tidak bisakah kau menenangkanku, sekali saja? Aku sangat takut dan kesepian. Tidak bisakah kau menunjukkan rasa sayangmu? Aku pikir rasa takutku akan hilang.” Tapi seperti biasa Eun Jo bersikap antipati dan bilang jika dia sudah muak melihat tingkah Hyo Sun lalu pergi. Jun Su yang melihat ini melempari Eun Jo dengan batu dan berkata kalau dia akan mengadukan sikap ini pada ayah! Eun Jo berhenti sejenak tapi kemudian berjalan lagi.
Eun Jo pergi untuk memeriksa para pekerja. Mereka semua hanya duduk. Eun Jo bertanya kenapa mereka tidak bekerja. Mereka diam. Eun Jo berkata lagi kalau mereka selalu dibayar dan sekarang mereka harus terus bekerja. Kalau mereka tidak suka lebih baik berhenti saja. Di tengah2 kemarahannya, tangan Dae Sung tiba2 menyentuh bahunya, menenangkannya. Dia ingat kalau selama ini Dae Sung-lah yang menenangkannya di saat dia merasa kacau.

Eun Jo berbalik dan ternyata itu adalah tangan Ki Hoon. Di kantor, Ki Hoon berkata kalau sebaiknya Eun Jo melakukan pendekatan yang berbeda dengan para pekerja. Dia menjelaskan ini dengan memberikan contoh perusahaan lain yang pernah mengalami hal serupa. Dia juga meminta Eun Jo untuk menuliskannya sebagai sebuah artikel di majalah. Mereka disela oleh pekerja yang meminta berhenti sebab mereka tidak tahan dengan sikap Eun Jo.

Hyo Sun dan Jun Su pulang ke rumah. Kang Sook ketakutan sebab Hyo Sun tidak bilang mereka pergi kemana. Kang Sook akhirnya menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Dia bukan ibu yang baik lagi. Hyo Sun meminta maaf dan mencoba membuat Kang Sook seperti dulu lagi. Kang Sook mendorong Hyo Sun dengan kasar.

Sekarang Hyo Sun sadar jika dia sendiri. Dia berdiri di depan kamar Eun Jo untuk menunggu agar kakaknya mau menenangkannya. Tapi dia sadar kalau dia tidak pernah berhasil memenangkan hati Eun Jo. Hyo Sun kemudian mencari Ki Hoon. Tapi, Oppa sedang sibuk minum dengan para pekerja yang mengancam akan berhenti. Keesokan harinya, dia melihat ketakutannya menjadi nyata: Kang Sook memanjakan Jun Su dan memberikan potongan ikan pada Jun Sun dan Eun Jo. Hyo Sun diabaikan.
Ki Hoon memeriksa artikel Eun Jo lalu mengkritiknya secara terbuka. Dia bahkan menyuruh Eun Jo menulis ulang artikel itu dan minta maaf pada para pekerja. Eun Jo jelas menolak. Eun Jo bilang mereka bisa berhenti sementara itu, Ki Hoon menyuruh Eun Jo untuk menemukan orang2 yang mampu mengabdi seperti mereka dan punya banyak pengalaman.
Ki Hoon pergi ke gudang anggur dan menemukan ayahnya disana. Ki Hoon berkata kalau ini bukan tempat ayahnya. Ayah bilang jika dia sudah memberikan semua uangnya untuk perusahaan ini dan sekarang menjadi miliknya. Ki Hoon terkejut. Ayahnya bukan lagi orang yang dapat diajak kerja sama.
Ki Hoon berunding dengan ayahnya dan meminta waktu. Ayah merasa jika Ki Hoon mulai menentangnya. Ayah akan mengambil uang itu atau kalau tidak bisa memberikan uang, dia akan mengambil perusahaan. Ki Hoon mengabarkan ini pada Eun Jo dan Hyo Sun. Dia meminta mereka untuk mencari cara memecahkan masalah ini. Eun Jo berkata, “Kenapa kau peduli? Siapa kau bagi kami?”
Eun Jo meminta ibu untuk menyerahkan semua uang yang selama ini dia sembunyikan. Ibu berkata kalau dia tidak punya uang. Eun Jo tahu itu bohong. Tidak mungkin ibu tidak mengambil uang Dae Sung. Kang Sook bilang jika Eun Jo pasti sudah gila. Jika dia memang punya uang, dia tidak akan menyerahkannya pada siapapun sebab dia harus memikirkan Eun Jo dan Jun Su.
Kang Sook tidak akan menyerahkannya pada perusahaan yang hampir bangkrut. “Itu adalah uang yang aku dapatkan dengan cara kotor. Kau punya hak apa hingga berani menyuruhku menyerahkan uang itu?” Kang Sook mendorong Eun Jo dan berlari keluar. Dia berhadapan dengan Hyo Sun. Selama ini, Hyo Sun telah mendengarkan percakapan mereka. Kang Sook kaget untuk beberapa saat. Tapi kemudian sadar kalau dia tidak perlu takut lagi!
Hyo Sun terlihat terluka. Dia mendatangi Eun Jo dan bertanya, “Begitukah selama ini? Apa ibu begitu dari dulu? Itu bohong, kan? Aku salah dengan, kan?” Di sisi lain, Kang Sook mulai beraksi. Dia memecat semua orang yang dia anggap mengahalangi. Dia memecat dua wanita yang sudah mengabdi seumur hidup mereka pada Dae Sung.
Hyo Sun mengejar kedua wanita itu sambil menangis. Eun Jo melihat apa yang dilakukan ibunya. Hyo Sun berlutut dihadapan Kang Sook dan berkata jika para wanita itu bukan hanya sekedar pekerja tapi sudah seperti keluarga bagi Hyo Sun. Kang Sook dengan dingin malah berkata kalau Hyo Sun sebaiknya ikut saja dengan mereka. Hyo Sun bertanya kenapa ibu seperti ini. Kang Sook malah berteriak padanya untuk pergi saja.

Eun Jo masuk ke kamar Hyo Sun, mencoba menenangkan saudarinya. Dia sudah memindahkan para wanita itu ke gudang anggur sebab dia perlu pegawai. Eun Jo mengepalkan tangannya dan berusaha menenangkan Hyo Sun tapi lagi2 dia menarik tangannya. Hyo Sun bertanya pada Eun Jo kenapa ibu tiba2 seperti ini.
Eun Jo: “Kau bukan lagi putri di rumah ini. Jika kau membuat langkah yang salah, kau mungkin akan diusir. Ibuku mampu melakukan hal itu. Kau pikir tidak? Pikirkan lagi, Gu Hyo Sun! Aku memohon padamu. Pikirkan lagi dan jadilah anak pintar. Berhentilah menangis seperti orang bodoh. Temukan caramu untuk hidup di rumah ini dimana tidak akan ada yang mengambil tempatmu. Kau mengerti?”
Eun Jo berteriak pada Hyo Sun memintanya untuk bangkit. Sementara itu, Kang Sook memulai aksinya lagi. Kali ini dia mengusir paman Hyo Sun. Dia menuduh paman sebagai penyebab kematian Dae Sung.
Jung Woo ingin memberikan hadiah pada Eun Jo, akan tetapi Eun Jo terlalu sibuk bersama Hyo Sun. Di sisi lain, Ki Hoon menelpon ayahnya dan mengatakan kalau dia sudah mendapatkan solusi baru: dia akan menjual sahamnya di Hong Ju. Ayah ketakukan. Dan Ki Hoon tahu dia telah memenangkan ronde ini. Tapi Jung Woo mendengarkan percakapan itu. Dia bertanya apakah Ki Hoon berhubungan dengan Hong Ju. Ki Hoon menyangkalnya. Namun, Jung Woo tahu ada yang tidak beres.
Eun Jo membawa Hyo Sun ke gudang anggur. Dia menyuruh Hyo Sun mencicipi salah satu kendi. Hyo Sun melakukannya. Eun Jo bertanya padanya milik siapa anggur itu. Hyo Sun menjawab bahwa tentu saja anggur itu milik ayah. Eun Jo bertanya sekali lagi. Eun Jo telah berhasil. Dia telah menciptakan ulang rasa anggur. Mereka berdua terdiam. Kaget. Eun Jo beralih ke kendi dan berulang2 berkata, “Aku… aku… melakukannya. Aku pikir aku tidak bisa… Aku pikir aku tidak akan mampu…” Dia menangis.
Ketimbang berbagi kesenangan dengan Hyo Sun, dia malah menantangnya. Eun Jo berkata jika ini adalah harapan baru untuk perusahaan Dae Sung. Eun Jo: “Ibuku tidak bercanda. Dan aku adalah anak ibuku. Aku mungkin melebihinya. Aku jauh lebih pintar darinya, kau tahu kan? Jangan sampai terbakar. Dan kalaupun kau terbakar, aku tidak akan menyelamatkanmu. Kau sudah diperingatkan!” Eun Jo memeluk kendi anggur beras itu. Jung Woo mencoba memberitahu Eun Jo tentang Ki Hoon tapi dia memperingatkan Jung Woo agar tidak mengikutinya.
Eun Jo berjalan dari satu kendi ke kendi yang lain dan berakhir di kantor Dae Sung. Dia meletakkan kendi anggur beras di samping foto Dae Sung. Eun Jo lalu memetakkan semangkuk anggur beras dihadapan foto itu. Dia berkata kalau dia sudah mencoba berkali-kali dan akhirnya berhasil.

Eun Jo mempersembahkan anggur beras itu pada Dae Sung dan bilang kalau dia telah berhasil. Eun Jo: “A… a… ayah…” Eun Jo menangis dan memanggil “Ayah!” Dia menangis dan meminta maaf.

Sinopsis Cinderella’s Sister – Episode 9

Eun Jo berhadapan dengan ibunya yang terlihat pucat. Tanpa memedulikan perkataan ibu, dia berjalan menuju kafe. Jang bersembunyi ketika melihat Eun Jo mendekat ke kafe. Jadi saat Eun Jo memandangi semua pria yang ada di tempat itu, dia sama sekali tidak menemukan keberadaan Jang.

Di tangga, Jang menghitung bayarannya dan berkata pada diri sendiri, “Betapa rendahnyua dirimu!” Dia lalu turun untuk pergi tapi dia malah bertemu dengan Kang Sook dan Eun Jo yang juga melangkah keluar kafe. Kang Sook yang tadi sudah bisa tenang, kini terlihat panik lagi.
Ki Hoon masuk ke kamar Eun Jo dan memandang berkeliling. Dia memperhatikan kalau disana tidak ada tirai pink, lipstick, atau tanda-tanda yang menunjukkan kalau kamar ini adalah milik wanita muda berusia 26 tahun. Bahkan tidak ada boneka. Ki Hoon memikirkan lagi Eun Jo yang tersenyum saat melihat Jung Woo menari. “Aku pikir dia tidak tahu bagaimana cara tersenyum… Gadis mengerikan!”
Ki Hoon kembali ke ruangan yang dia bagi bersama Jung Woo dan heran kenapa anak itu tidak ada disana. Ransel Jung Woo jatuh ketika dia duduk dan Ki Hoon melihat pesan yang tertulis di pemukul baseball Jung Woo: “Song Eun Jo adalah milik Jung Woo selamanya!”

Hyo Sun masuk dan melihat Ki Hoon memandangi pemukul baseball di lantai. Dia juga membaca apa yang tertulis disana. Ki Hoon bangkit lalu pergi dengan diam. Hyo Sun kemudian membuka koper tua yang berisi barang-barang ibunya. Di dalamnya juga ada surat yang dulu dititipkan Ki Hoon padanya agar diberikan pada Eun Jo. Surat itu berbunyi: “Akankah kau menahanku? Jika kau menahanku, aku akan berhenti disini. Sebelum aku naik kereta, hentikan aku, Eun Jo!” Ki Hoon sendiri percaya bila surat itu sudah diterima Eun Jo!

Di sebuah paviliun, terlihat Eun Jo, Kang Sook, dan Jang. Kang Sook berkata jika semuanya sudah berakhir. Hal ini juga dibenarkan Jang. Eun Jo bertanya apakah selama ini mereka sering bertemu. Jang menjawab bahwa ada tenggang waktu kira-kira tiga tahun mereka tidak bertemu.
Kang Sook tahu jika Eun Jo tidak akan mempercayainya. Eun Jo bertanya pada ibu apakah dia akan mempercayai bila kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah kebohongan. Dia bertanya apakah ibu tahu bagaimana bersikap tulus pada segala hal. Eun Jo juga menuduh ibu telah membodohi Dae Sung. Kang Sook dengan cepat menjawab jika dia sudah membayar Jang. Pria ini memandangi Kang Sook dan mengembalikan lagi uang yang tadi diberikan padanya. Jang berkata, “Meskipun aku ini sangat rendahan, aku tahu apa arti rasa malu!”
Kang Sook mempersiapkan obat untuk Dae Sung. Dia sangat perhatian pada suaminya sekarang, meski begitu Dae Sung tidak bereaksi apa-apa. Dae Sung berencana untuk kerja lembur hari ini dan Eun Jo langsung menarik ibunya serta menyuruhnya untuk membawa Dae Sung pulang. Sebab, sedang ada masalah di perusahaan dan Eun Jo tidal ingin Dae Sung tahu hal ini.
Masalahnya adalah penyuplai beras mereka memutuskan untuk tidak menjual beras mereka lagi ke perusahaan dan malah menjulanya ke tempat lain. Sementara itu, perusahaan Dae Sung tidak bisa memesan dari penyuplai beras yang lain sebab anggur beras perusahaan Dae Sung memang terkenal karena memakai beras organic dari penyuplai itu. Eun Jo yang menangani ini dengan pergi ke penyuplai itu dan langsung menantangnya karena sudah melanggar kontrak. Direktur itu berkata bila mereka tidak pernah membuat kontrak jadi tidak ada pelanggaran. Dia tidak mau memberitahu kepada siapa beras mereka dijual.

Direktur menghentikan pertemuan itu dan Hyo Sun langsung maju. Dia mengatakan pada pria itu bila dulu dia sering datang kesini dan dia selalu mau membeli permen Hyo Sun. sekarang, apakah direktur tidak mau meluangkan sedikit waktu untuk minum dengan mereka. Hyo Sun dan direktur minum dan ada cukup anggur untuk membuat pria itu mabuk. Setelah dia melunak, Eun Jo bertanya kepada siapa beras itu dijual. Direktur mau menjawabnya dan Eun Jo ingin beraksi secepatnya.
Ki Hoon menentangnya dan berkata jika Eun Jo pasti akan marah-marah seperti tadi. Hyo Sun bangkit dan berkata dengan grogi, “Kak, apa aku berkerja dengan baik hari ini?” Ki Hoon mengiyakan dan bilang bahwa dia akan mengajak Hyo Sun besok untuk menemui pembeli beras itu. Eun Jo protes tapi Ki Hoon malah berkata, “Hyo Sun lebih mampu melakukannya, kau tidak mampu membuka hati seseorang!”

Ki Hoon juga menambahkan kalau Eun Jo tidak bisa memecahkan apa-apa. Eun Jo marah dan meminta Ki Hoon untuk menepi. Dia turun dari mobil dan memilih jalan kaki. Ketika Eun Jo sampai di rumah, Ki Hoon sudah menunggunya di depan gerbang lalu bertanya, “Dulu, sebelum aku meninggalkan rumah ini, kenapa kau tidak datang ke stasiun kereta? Apa kau tidak menerima suratku?” Eun Jo terkejut dan menjawab, “Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!”

Ki Hoon mengernyit, “Aku menulis surat untukmu agar kau datang ke stasiun kereta dan menyerhkannya pada Hyo Sun agar diberikan padamu! Apakah Hyo Sun tidak memberikannya padamu?” Eun Jo terlihat merenung dan menjawab, “Aku menerimanya!” Ki Hoon bertanya lagi apakah dia sudah benar-benar menerima surat itu. Eun Jo menjawab dengan dingin jika dia tidak bisa ingat apakah dia merobek surat itu atau membakarnya. Ki Hoon sangat terluka, “Kau membaca surat itu dan tidak datang ke satsiun kereta?” Eun Jo sebenarnya sangat menyesal kenapa dia bisa mengatakan hal-hal semacam ini. Dia menangis di kamarnya sendiri setelah percakapan itu.
Pada paginya, Eun Jo menatap Hyo Sun dengan marah. Dia akhirnya tahu kalau Hyo Sun tidak menyerahkan surat Ki Hoon padanya. Sementara itu, Kang Sook mengajak Dae Sung jalan-jalan. Dia berusaha menjauhkan suaminya dari urusan perusahaan dan mengatakan kalau anak-anak yang akan mengurus semuanya. Eun Jo sendiri merasa gelisah menunggu hasil pertemuan Ki Hoon dan Hyo Sun dengan pembeli beras itu. Ketika telpon berdering, dia mendengar berita buruk: mereka tidak bisa membeli beras itu kembali karena pembeli itu sudah membayar tiga kali lipat. Mereka kini tidak bisa melakukan apa-apa.

Hyo Sun ingin memberitahu ayah tentang berita buruk ini tapi Eun Jo menentangnya. Meski begitu, Eun Jo kalah juga dan Hyo Sun pun menelpon ayah. Dae Sung harus pulang. Kang Sook memegangi tangan suaminya, yang membuat Dae Sung berkata kalau Kang Sook tidak harus melakukan itu sebab dia tidak ingin diperlakukan seperti pasien. Kang Sook berkata dia memang tidak ingin memperlakukan Dae Sung sebagai pasien tapi karena dia memang ingin memegang tangan Dae Sung. Ayah tersenyum mendengar hal ini.

Jung Woo bermain dengan Jun Su tapi dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Eun Jo yang terlihat khwatir. Dia membawakan Eun Jo teh madu dan memintanya untuk minum. Jung Woo menemani Eun Jo ke bank untuk menanyakan pinjaman dan Eun Jo diberitahu jika jawabannya baru bisa didapat keesokan paginya. Jung Woo berkata kalau Eun Jo bisa menggunakan uangnya. Eun Jo hanya tersenyum mendengar permintaan itu.

Hyo Sun tidak setuju bila mereka harus meminjam uang. Tapi Eun Jo berkata kalau perusahaan sangat merugi akibat skandal kemarin itu. Jika sekarang mereka tidak memulihkan perusahaan, nanti mereka akan kesulitan. Eun Jo bertanya pada Hyo Sun, “Jika aku tahu jawabannya, bagaimana mungkin kau tidak tahu? Bagaimana mungkin bisa begitu?” Eun Jo mengingatkan Hyo Sun kalau nama ayahnya sekarang sedang banyak dibicarakan dan Hyo Sun langsung meledak, “Jangan bersikap seolah-olah kau memikirkan ayahku!” Dia berkata kalau Eun Jo tidak boleh melibatkan nama ayah seolah-olah Eun Jo mengenal ayah lebih baik darinya. Eun Jo bertanya, “Bagaimana kau tahu perasaanku begitu baik ketika aku sendiri bahkan tidak mengenal diriku sendiri? Apa yang kau takutkan hingga kau ingin agar aku mengatakan apa yang aku pikirkan?”

Hyo Sun menggenggam tangan Eun Jo dan memintanya untuk mengulangi apakah dirinya kekanak-kanakan. Eun Jo berkata kalau Hyo Sun memang seperti itu. Dia juga mengatakan sesuatu yang tidak jelas yang membuat Hyo Sun ingin tahu. Eun Jo bertanya apakah Hyo Sun ingin tahu. Eun Jo: “Surat Ki Hoon. Kenapa kau menyembunyikannya dan tidak memberikannya padaku?” Hyo Sun menelan ludah. Eun Jo melanjutkan, “Sangat menjijikkan buatku untuk berdiri di dekatmu, yang membuatku mengatakan hal ini. Satu-satunya hal yang membuatku melupakan hal ini bukan karena kau tapi karena kau adalah putri ayahmu!”
Eun Jo ingin mengakhiri percakapan ini tapi Hyo Sun menahannya dan bertanya apakah surat Ki Hoon merupakan bukti sifat kanak-kanaknya. Eun Jo menjawab, “Pertama kalinya dalam hidupku…” Kemudian dia menangis dan mengatakan kalau hal itu tidak akan mengubah segalanya sekarang. Dia menambahkan lagi, “Aku sudah keluar dari cerita itu dulu sekali dan sekarang aku tidak mau masuk kesana lagi!” Kini giliran Eun Jo yang menarik tangan Hyo Sun sambil bilang, “Kau harus berhati-hati. Kelihatannya Ki Hoon belum bisa melupakanku. Tidakkah itu menarik?”

Ki Hoon melaporkan pada ayahnya tentang kondisi perusahaan Dae Sung yang kelihatannya akan membaik dalam waktu dekat ini. Dia juga menceritakan pada ayahnya tentang seorang pegawai bernama Eun Jo, yang berusaha menemukan ragi baru dan Eun Jo adalah pegawai yang pintar. Hanya menunggu waktu untuknya mencapai sukses dan ragi baru itu nantinya akan menjadi hal yang sangat berharga. Ki Hoon juga meminta ayahnya untuk mencari tahu siapa yang membeli beras dari penyuplai langganan Dae Sung dan meminta agar perusahaan Dae Sung diberikan pinjaman.
Eun Jo terburu-buru ingin pergi ke lab tapi Dae Sung menahannya agar dia makan dulu bersama yang lain. Tapi Eun Jo menolak dan Hyo Sun langsung memandang Eun Jo serta dengan manis memintanya untuk duduk dan makan bersama. Hari ini, mood Dae Sung sedang bagus. Dia banyak minum dan Eun Jo menyuruhnya untuk berhenti. Eun Jo lalu mengambil satu gelas dan menantang Hyo Sun untuk meminumnya. Hyo Sun melakukan hal yang sama dan suasana pun jadi tegang. Hyo Sun meminta Ki Hoon untuk mengajak Dae Sung pulang sebab dia ada acara minum dengan Eun Jo.
Ki Hoon memperingatkan Hyo Sun kalau Eun Jo tidak bisa minum. Beberapa saat kemudian, kedua wanita ini sudah mabuk. Hyo Sun bertanya pada Eun Jo, “Apakah kau tidak akan meninggalkan rumah kami?” Dia juga berkata kalau dia benar-benar membenci Eun Jo. Eun Jo mengingatkan saudarinya kalau dulu Hyo Sun sering bilang jika dia menyukai Eun Jo dan ingin menjadi seperti dirinya. Hyo Sun menolak hal itu. Hyo Sun meminta Eun Jo sekali lagi agar dia pergi. Dia juga menawarkan apartemennya di Seoul. Dengan skil yang dimiliki Eun Jo, pasti dia akan gampang mendapatkan pekerjaa. Kalau Eun Jo tidak mau bekerja, Hyo Sun mau mengirimkan uang untuknya.

Tapi Eun Jo bilang tidak! Dia tidak mau pergi. Eun Jo memperingatkan, “Jika ka uterus begini, aku benar-benar akan mengambil segalanya darimu!” Eun Jo bilang dia akan mengambil perusahaan, Dae Sung, dan Ki Hoon! Hyo Sun berkata, “Itulah kebenarannya sejak awal!” Hyo Sun memanggil Song Eun Jo dan dibenarkan oleh kakaknya. Dia seorang Gu sekarang. Mereka kemudian keluar restoran dalam keadaan mabuk. Mereka berjalan zigzag dan berakhir di lab. Mereka tertidur disana.

Malamnya, Dae Sung sangat khawatir pada putri-putrinya yang menghilang dan memerintahkan Jung Woo dan Ki Hoon untuk mencari mereka. Saat itu pula ada telpon dari Jepang. Kabar buruk: kapal yang membawa anggur beras mereka sudah sampai di Jepang tapi produk mereka tidak. Ki Hoon bermaksud akan mengeceknya di kantor dagang Jepang tapi Dae Sung bilang tidak ada kantor seperti itu. Ternyata dokumen dagang mereka semuanya paslu. Ki Hoon menduga ini pasti pekerjaan ayahnya. Tapi, Prsiden Hong menolak dan mengatakan jika ini pekerjaan Ki Jung. Ayah Hong sendiri baru tahu.

Jadi Ki Hoon menelpon kakaknya dan bertanya apakah dia benar-benar menginginkan perusahaan Dae Sung. Apakah Hong Ju akan memilih perusahaan murahan seperti perusahaan Dae Sung ini. Saat itulah Ki Hoon sadar ada orang di ruangannya: Dae Sung. Dia terlihat marah, “Jadi ini pekerjaan keluargamu!” Ki Hoon segera menutup telponnya tapi telpon itu berdering lagi dan kali ini Dae Sung yang mengangkatnya. Dia mendengarkan Ki Jung berbicara tentang pembelian beras itu dengan uang ayah! Terbongkarlah semuanya!

Ki Hoon hanya bisa membantu setelah percakapan itu. Dia menunggu reaksi Dae Sung dan saat dia berbicara ternyata sangat keras. Dae Sung berkata, “Bagaimana bisa kau melakukan hal ini padaku?” Ki Hoon sangat terpukul mendengar ini. Sayangnya, dia tidak pernah memiliki kesempatan membela diri. Dae Sung pingsan!
Jung Woo berlari ke lab dan membangunkan Eun Jo serta Hyo Sun. Setelahnya mereka langsung pergi ke rumah sakit. Mereka tiba setelah Kang Sook. Ki Hoon sendiri sudah disana dari awal dan hanya diam. Dokter mengatakan kalau Dae Sung sudah meninggal. Kang Sook tidak terima ini dan mencegah dokter yang ingin menutup wajah Dae Sung dengan selimut. Karena tidak mendapat respon, Kang Sook meminta Hyo Sun untuk membangunkan ayah.

Hyo Sun yang menangis memanggil ayahnya. Eun Jo hanya bisa berdiri shock. Dia ingat lagi saat Dae Sung mencarinya dan memintanya memanggil ‘ayah’. Ketika Hyo Sun jatuh ke tubuh ayahnhya, Kang Sook menyuruhnya untuk berhenti menangis. Jung Woo meletakkan tangannya di bahu Eun Jo tapi dia sama sekali tidak sadar.

Selama ini pula, Ki Hoon hanya menonton, dia membeku. Narasi Ki Hoon: “Aku yang melakukan ini. Di suatu pagi, aku mencuri ayah dari gadis-gadis ini. Aku bersumpah pada Tuhan, aku tidak bermaksud melakukannya!”

Eun Jo berbalik dan pergi. Dia menuju ke tangga dan menangis dalam kegelapan. Dia sekali lagi memikirkan Dae Sung yang memintanya untuk memanggilnya ‘ayah’. Dan, Eun Jo mulai terisak, “A…a….”

Sinopsis Cinderella’s Sister – Episode 8

Hyo Sun menangis, sementara Ki Hoon sedang menelpon. Dia mencoba untuk membuat Eun Jo agar tidak putus asa. Eun Jo duduk di tangga rumah sakit dan bertanya-tanya apa ini terjadi karena dirinya. Ki Hoon mengobrol kalau di Jepang semuanya berjalan lancar: Hyo Sun memerankan peranan yang sangat penting.

Ki Hoon mengucapkan ini untuk membuat Eun Jo tidak rapuh. Dia terus saja memanggil, “Eun Jo ya,” sementara itu, Eun Jo berpikir jika Hyo Sun mungkin benar: dia dan ibunya menghancurkan seorang pria baik dengan masuk ke dalam rumahnya.

Ibu sedang berada di depan ruang operasi. Dia hanya menatap bagian bawah pintu. Dokter keluar dan menginformasikan kalau Dae Sung sudah berhasil melewati masa kritisnya. Kang Sook menyeringai mendengar ini. Dia bahkan tidak tersentak. Di sisi lain, Hyo Sun kesal melihat Ki Hoon yang hanya peduli pada Eun Jo.

Dae Sung sadar. Hyo Sun, Kang Sook, dan Eun Jo ada di sisinya. Eun Jo sama sekali tidak berkata apa-apa dan hanya memandang Dae Sung penuh harap. Sementara Hyo Sun bertingkah seperti anak kecil. Dia berkata sambil menangis, “Kenapa ayah melakukan ini padaku?!” Eun Jo kemudian menarik Hyo Sun karena dia bersikeras Dae Sung perlu istirahat. Kang Sook memegang tangan suaminya. Beberapa hari berikutnya, dia pulih dan bisa pulang ke rumah. Kang Sook menemaninya jalan-jalan semala proses penyembuhan ini.

Hyo Sun pergi berbelanja untuk membelikan ayah pakaian hiking tapi Eun Jo malah meninjunya. Di sisi lain, Ki Hoon mengatakan pada Dae Sung jika pertemuan di Jepang berjalan dengan lancar. Tapi Dae Sung malah membicarakan ayah Ki Hoon. Membuat Ki Hoon tetap disini memang baik tapi ayah Ki Hoon pasti punya rencana untuk masa depan putranya. Dae Sung menawarkan diri untuk berbicara pada Ayah Hong agar semuanya jadi jelas.
Ki Hoon merasa sangat bersalah karena dia menipu Dae Sung. Dia berkata kalau ayahnya bukan pria seperti Dae Sung. Dia bersikeras akan berbicara sendiri pada ayahnya. Ki Hoon, “Ajusshi, kau harus mempercayaiku. Meski hal-hal tidak terduga terjadi… kau harus mempercayaiku!” Dae Sung hanya tertawa melihat wajah serius Ki Hoon.

Eun Jo datang sambil berlari dan mengatakan kalau dia akan melewatkan pertemuan dengan pembeli dari Jepang. Dia berlari lagi dan jatuh tapi dengan cepat bangkit lagi. Ki Hoon melihat ini dan ingat bagaimana Eun Jo sewaktu masih remaja dulu. Ki Hoon hanya mendesah, “Huh!”
Alasan kenapa Eun Jo buru-buru adalah karena dia sedang melakukan percobaan baru. Dia menceritakan dengan semangat pada Dae Sung kalau dia akan mencoba heat treatment pada alkohol. Dengan metode ini waktu dapat dipersingkat dan biaya dan dikurangi. Dae Sung memperingatkan tentang buih yang akan hilang tapi Eun Jo bilang dia dapat menangani semua itu.
Dae Sung berhenti dan menunjuk jaket yang sedang dia kenakan dan mengatakan kalau dia mengenakan jaket yang Eun Jo berikan. Dae Sung berkata, “Ini bagus kan? Tidakkah ini bagus?” Eun Jo hanya diam. Dia terlihat tidak biasa. Hyo Sun muncul dan mengatakan jika jaket itu bagus.
Hyo Sun berkata kalau dia berencana membelikan ayah jaket yang baru tapi Eun Jo melarangnya. Eun Jo mencoba membuat kalau itu bukan masalah besar. Hyo Sun berkata kalau sebaiknya Eun Jo tidak menjelaskan tentang hadiah itu. Dia juga berkata kalau dia bukan anak umur 16 tahun lagi lalu menyusul ayah. Eun Jo hanya bisa memandang mereka.
Hyo Sun dan Ki Hoon pergi ke pertemuan dengan pembeli dari Jepang. Kali ini Hyo Sun sudah bisa bicara sedikit bahasa Jepang. Akan tetapi, Ki Hoon memarahi Hyo Sun karena setuju pergi minum dengan para pembeli itu. Dia berteriak seolah-olah Hyo Sun sudah menjual dirinya untuk persetujuan ini. Ki Hoon bertanya apakah Hyo Sun baik-baik saja dan Hyo Sun sama sekali tidak bisa bicara.
Jung Woo sementara itu menyiapkan makan siang untuk Eun Jo. Dia tersenyum sendiri dan pergi ke lab dimana Eun Jo menginap lagi. Jung Woo menyerahkan makan siang itu yang katanya dari ibu. Eun Jo berkata kalau Jung Woo tidak perlu berbohong sebab ibu tidak pernah melakukan hal seperti ini seumur hidupnya.
Eun Jo bertanya apakah ibu mengenali Jung Woo. Dan Jung Woo hanya menjawab, “Bagaimana dia bisa membayangkan kalau aku akan tumbuh menjadi pria ideal seperti ini?!” Eun Jo memberikan tatapan mautnya sehingga Jung Woo langsung ciut. Eun Jo juga ingin tahu bagaimana dia bisa menemukannya disini. Flashback: waktu masih di tentara, Jung Woo sedang berada di toilet dan membaca majalah. Dia melihat ada foto Eun Jo disana. Dia menjelaskan bahwa dia menelpon paman Hyo Sun dua kali sehari, setiap hari hingga dia dikeluarkan. Tiba-tiba saja, Jung Woo ingat jika paman sudah kembali ke rumah.
Paman berlutut dihadapan Dae Sung. Dia minta maaf. Dae Sung berkata kalau dia ingin menjaga paman, menikahkannya, dan membangun masa depannya. Dae Sung, “Apa yang akan kau lakukan jika aku pergi? Apa kau pikir akan mudah bagimu tinggal disini jika aku tidak ada?” Paman tidak mengerti dan berkata, “Kau akan pergi ke suatu tempat? Kemana kau akan pergi?” Dae Sung hanya mendesah.

Terjadi keributan diluar. Eun Jo menyeret tangan paman memintanya untuk bertanggung jawab. Jung Woo hanya berdiri tidak tahu harus melakukan apa. Eun Jo berkata kalau perusahaan harus ditutup dan paman harus bertanggung jawab. Hyo Sun berlari keluar dan mencoba menarik Eun Jo dari paman. Hyo Sun menggigit Eun Jo. Ki Hoon muncul dan mencoba memisahkan kedua bersaudari itu tapi malah mendorong Eun Jo ke tanah. Jung Woo bergabung dan menarik Eun Jo. Kali ini dia berhadapan dengan Ki Hoon. Tapi Hyo Sun membela Ki Hoon dan menampar Jung Woo. Paman mencoba kabur…

Eun Jo melihat ini dan menariknya lagi. Hyo Sun mencoba menghentikannya. Eun Jo mendorongnya hingga jatuh ke tanah. Hyo Sun bangkit dan menaikkan tangannya tapi ditahan oleh Jung Woo. Ki Hoon maju dan memegang tangan Jung Woo. Kemudian Dae Sung muncul dan semuanya jadi membeku. Eun Jo menangis melihat kedatangannya. Dia tahu dia sudah kelewatan dan akhirnya dia lari dari sana.
Ki Hoon melangkah untuk mengejar Eun Jo tapi Hyo Sun menarik tangannya. Jung Woo-lah yang mengejar Eun Jo. Eun Jo berlari dan melepaskan semua rasa sakitnya. Kali ini Jung Woo mengejar dan berhenti di depannya. Jung Woo berkata, “Kau berlari hingga kehabisan nafas. Aku akan berlari untukmu. Seberapa jauh kita harus berlari? Sampai disana?” Dia pun menngangkat Eun Jo dan membawanya berlari.

Jung Woo berlari dan berlari. Eun Jo membiarkannya saja dan diapun tersenyum. Mereka lalu duduk di pinggir sungai dan Jung Woo tidak berhenti memandangi Eun Jo. Jung Woo berkata, “Kau lupa kenapa kau kesal, benar kan?” Eun Jo: “Iya. Aku lupa. Jadi?” Jung Woo: “Air matamu sudah menghilang, kan?” Eun Jo mengiyakan. Jung Woo bertanya apakah dia sudah boleh memulai pertunjukkannya sekarang lalu melompat dihadapan Eun Jo.
Jung Woo mulai menari. Dia menarikan tarian yang dulu sering dia lakukan waktu kecil. Eun Jo tertawa sebab dia ingat lagi bagaimana Jung Woo waktu kecil. Eun Jo terus tertawa dan matanya pun berkaca-kaca. Dan Ki Hoon muncul. Dia melihat Jung Woo yang sedang menari dan Eun Jo yang tersenyum…

Kembali ke lab. Eun Jo membuat terobosan baru dengan melakukan tes terhadap kendi anggur beras dihadapan Dae Sung, Hyo Sun, dan Ki Hoon. Dae Sung berkata kalau hal ini mungkin mengubah segalanya. Hyo Sun memahami rasa bangga ayah pada Eun Jo. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dia raih, tidak peduli seberapa besar dia berusaha.
Malam itu Hyo Sun kembali ke gudang anggur. Dia mendekati kendi anggur dan mengambilnya lalu menghancurkannya di tanah. Hanya saja, waktu dia memangdang kembali, benda itu masih ada di rak. Hyo Sun mundur, dia tidak percaya pada keinginan jahatnya. Apa yang tidak diketahui Hyo Sun adalah Eun Jo berada disana sepanjang waktu menyaksikan kendi percobaannya dalam diam.
Eun Jo pulang malam itu dan melihat ibu sedang berbicara dengan seseorang di hutan di luar gerbang. Eun Jo mengendap-endap mendekatinya dan berhasil membuat ibu kena serangan jantung! Eun Jo bertanya ibu sedang menelpon siapa. Apakah Ajusshi Jang? Eun Jo marah. Kesabarannya sudah habis. Dia mengancam ibu kalau ibu berani menyakiti Dae Sung maka Eun Jo akan bunuh diri, “Neraka masih bisa aku tahan daripada hidup dengan ibu! Aku serius!”

Eun Jo lalu pulang dan menemukan Ki Hoon sedang mengajari Hyo Sun bahasa Jepang. Hyo Sun terus memandangi Ki Hoon. Jadi Ki Hoon menyingkirkan bukunya dan bangkit. Dan berkata kalau dia tidak akan bisa bekerja dengan baik jika Hyo Sun terus seperti ini. Dia meminta Hyo Sun untuk berhenti bermain-main! Hyo Sun bersikeras bahwa dia bukan anak-anak dan dia sudah bekerja keras untuk menjadi dewasa seperti keinginan Ki Hoon. Dia juga mengumumkan kalau dia menyukai Ki Hoon. Tidak peduli apapun yang Ki Hoon katakan padanya atau hal kejam apa yang dia lakukan. Ki Hoon terkejut. Hyo Sun berkata, “Jika kau orang dewasa, katakan apa yang harus aku lakukan sekarang?” Ki Hoon diam. Hyo Sun lanjut lagi, “Kau tidak punya jawaban kan? Ini bukan karena bahasa Jepang, matematika, atau bisnis. Dan… karena aku bukan Eun Jo…”
Eun Jo masuk saat itu dan mengatakan agar tidak mencatut namanya. Dia tidak ada urusan dengan hubungan mereka. Dia menambahkan bahwa dia bukan wanita yang gampang patah hati bila ditinggal orang yang dicintai seperti Hyo Sun. Dia juga menambahkan ketika seseorang meninggalkannya maka orang itu tidak penting lagi dalam hidupnya. Dia adalah orang yang biasa meninggalkan orang lain. Lalu Eun Jo pergi ke gudang anggur.
Ki Hoon menemui Eun Jo disana dan berkata kalau dia juga sama dengannya: gampang melupakan orang lain. Ki Hoon berkata bahwa meninggalkan seseorang yang mencuri hatinya beberapa saat tidak berarti apa-apa. Dia menambahkan, “Aku mungkin seperti itu… tapi kau tidak! Jangan lakukan itu. Membenciku sampai mati, memaksa dirimu untuk melupakanku, jangan lakukan itu. Jangan lakukan apa-apa. Pikirkan saja aku sudah pergi!” Eun Jo berbalik dan bilang, “Aku berhutang sangat besar pada rumah ini. Aku akan membunuh siapapun yang mencoba menghancurkannya. Jika kau memperlakukan Hyo Sun dengan buruk, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!”
Hari pembukaan kendi. Semua orang menunggu dengan cemas. Ternyata gagal setelah Eun Jo membukanya. Dae Sung berkata kalau mereka bisa menggunakan itu sebagai percobaan. Eun Jo ingin membuangnya jadi dia merampasnya dari tangan Dae Sung dan melemparkannya. Hyo Sun menemuinya di luar sedang berpikir. Dia berkata, “Ayah sudah mencoba memecahkan ini seumur hidupnya. Apa kau berpikir kau bisa melakukannya? Kau ingin menjadi pahlawan, kan? Kau ingin muncul dengan hal baru dan mengejutkan semua orang, memulai kembali perusahaan yang dihancurkan pamanku, jadi kau bisa menyombong ke semua orang, benar kan? Aku kira kau bukan pahlawan!” Hyo Sun mengumumkan kemenangannya – dia telah berhasil mendapatkan pembeli. Eun Jo bertanya apakah hal itu benar. Hyo Sun: “Kenapa? Apa hal itu membuatmu marah?”
Sementara itu, Ki Hoon mengunjungi ayahnya, dan meminta pinjaman uang. Dae Sung mengumumkan jika dia menurunkan pesanan. Ki Hoon mencoba ikut campur dengan berkata kalau ini masalah uang dia akan membantu. Eun Jo berkata jika sudah terlambat. Dia sudah menerima pesanan itu. Dae Sung berkata dia tidak punya uang untuk menjalalankan perusahaan untuk memenuhi pesanan sebesar itu. Eun Jo bilang dia sudah membereskannya dengan meminjam uang pada para tetua di kota mereka. Dae Sung tidak bisa berkata apa-apa.
Mereka membuka kembali perusahaan. Dae Sung menemui Eun Jo untuk berbicara dengannya. Eun Jo mencoba mencari tahu apa yang salah dengan percobaannya. Dae Sung berkata kalau dia tidak tahu. Dae Sung berkata, “Angin, air, butir beras… embun malam yang melakukan pekerjaan itu, jadi aku tidak tahu. Tapi di suatu tempat kau sedang mencari. Ragi yang kau cari ada disana. Ketika kau dan ibumu menjadi keluargaku, rasa anggur menjadi lebih baik. Benar. Itu karena ragi yang mengikutimu kesini. Kau dan ibumu membawa ragi yang bagus dan memberikannya untukku.”
Eun Jo bertanya apakah Dae Sung bersungguh-sungguh. Dae Sung mengiyakan. Dia memandang Eun Jo penuh harap dan bertanya apakah dia tidak akan memanggilnya ‘ayah’ sekali saja. Dae Sung memandang Eun Jo tapi dia tidak bisa melakukan itu. Eun Jo berkata kalau Dae Sung terus memintanya, maka dia akan pergi. Dae Sung menyerah. Dia mengira kalau Eun Jo memang tidak mau. Padahal, Eun Jo sangat sangat sangat ingin melakukannya.
Kang Sook pergi menemui Jang untuk terakhir kalinya. Mereka harus putus. Jang jelas menolak. Kang Sook berkata kalau dia akan bersumpah setia pada suaminya. Dia memberikan Jang uang dan berkata kalau Jang bisa mendapatkan uang yang lebih banyak dari yang ada di dalam amplop itu maka dia boleh datang dan Kang Sook akan hidup dengannya. Jang membuka amplop itu dan melihat banyak banget uang.

Kang Sook berjalan keluar tapi berhenti untuk sesaat. Kemudian dia berjalan lagi dan mendapati Eun Jo berdiri dihadapannya. Kang Sook mencoba membela diri, “Tidak. Tidak seperti itu!” Eun Jo bertanya, “Apa yang tidak seperti itu?” Eun Jo melewati ibu yang mencoba mengajaknya pergi. Dia menuju ke Coffee Shop dimana Jang sedang menunggu.